Kemudian Eda yang juga merangkap menjadi pembaca puisi bersiap-siap membacakan puisi.Â
Suasana hening. Wajahnya tampak serius menatapi selembar kertas di tangan. Ia menarik nafas sejenak.
"Karawang-Bekasi karya Chairil Anwar..."Â
Suaranya lantang khas orang berdeklamasi.
"Tulang-tulang berserakan...."
"Pungutin aje!" Tak kalah lantang suara lain menyahut.
Orang-orang terkesiap, lantas bom tawa meledak hebat.Â
Siapa sih yang menambahkan ungkapan yang sama sekali tidak nyastra itu?Â
Ya, Mpok Manik!
Rupanya ia kaget dengan lantangnya suara Eda yang berdeklamasi di sebelahnya.
Pembacaan puisi pun ambyar, tidak berlanjut.Â