Berhentilah menuntut ilmu.
Lho kok begitu? Kenapa?
Berhentilah menuntut ilmu, karena ilmu tidak bersalah.
Meme jenaka di jejaring media sosial tersebut membuat saya tergelak. Sang pembuat kicauan pastilah orang yang sangat kreatif. Ia jeli melihat kemungkinan penafsiran lain dari sebuah kata.
Meme itu, yang juga pernah dicuitkan di Twitter, mungkin tampaknya sepele tapi sebenarnya cukup menarik untuk diselisik dari sisi bahasa.Â
Kenapa untuk "ilmu" digunakan kata "menuntut"?Â
Di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tampaknya juga termaktub demikian.
Memang ada beberapa ungkapan bahasa Melayu atau bahasa Indonesia yang tampaknya tidak sesuai nalar atau logika, namun lebih menekankan pada aspek stilisasi bahasa atau keresikan makna. Salah satunya adalalah "pulang pergi".
Beberapa penggiat bahasa, termasuk juga Ivan Lanin, menganggapnya tidak logis. Seharusnya yang tepat adalah "pergi pulang", demikian dalil mereka, karena sesuai dengan asas linearitas logika.Â
Kendati sama-sama berlatar belakang eksakta seperti Ivan Lanin, sebagai praktisi penerjemahan yang kesehariannya bergelut dengan kata dan bahasa, saya cenderung membiarkan menerima ungkapan itu apa adanya, alih-alih mendekonstruksinya serta merekonstruksinya agar sesuai dengan apa yang kita pikir tepat dengan alur penalaran.Â