Mochtar Lubis, sastrawan Indonesia angkatan 1950, dalam bukunya berjudul Teknik Mengarang (1950), yang kemudian diterbitkan ulang dengan judul Sastra dan Tekniknya pada kurun 90-an, memperjelas maksud perkataan Powys tersebut dengan mengungkapkan bahwa gaya pengarang tergantung sebagian besar dari watak pengarang itu sendiri.
Ia haruslah menumbuhkan gaya mengarang sendiri, yang sesuai dengan watak, emosi dan dengan pertimbangan serta apresiasi bahasanya sendiri.
Hal yang perlu dimiliki oleh para pengarang pemula adalah memahami dengan jelas apa yang sebenarnya mereka inginkan dan apa yang harus mereka lakukan untuk bisa menjadi orang yang mereka inginkan itu."
Hal itu juga yang mendasari sang penyair "Burung Merak" W.S. Rendra mengucapkan perkataan yang legendaris dalam acara penganugerahan Hadiah Seni dari Akademi Jakarta pada 22 Agustus 1975, "Dalam ilmu silat tidak ada juara nomor dua, di dalam ilmu surat tidak ada juara nomor satu."
Karena menulis merupakan bentuk ekspresi diri, yang menurut Abraham Maslow, merupakan bentuk keparipurnaan psikologi seorang individu. Dengan demikian, sifatnya sangat personal, dan sejatinya bukanlah hal yang (mutlak) kompetitif.
Sebagaimana dituliskan oleh Pramoedya Ananta Toer dalam Jejak Langkah yang merupakan bagian dari Tetralogi Pulau Buru bahwa sesederhana apa pun cerita yang dibuat, ia mewakili pribadi individu atau bahkan bangsanya.
Alhasil, menyitir pesan William Faulkner, seorang sastrawan Amerika Serikat peraih Nobel Sastra pada 1949, "Jangan sibuk berusaha menjadi lebih baik daripada para pengarang yang terdahulu, tetapi cobalah menjadi lebih baik daripada dirimu sendiri."
Dalam hal ini, ruh atau jiwa (soul) sebuah tulisan adalah hasil internalisasi visi, emosi, dedikasi, pengalaman, logika, wawasan, elan vital (semangat) kontemplasi dan keterampilan teknis seorang penulis.
Porsi keterampilan teknis di sini barangkali hanya sekian persen. Karena unsur-unsur lain yang lebih condong mengetuk perasaan atau kalbu justru bisa jadi lebih dominan.
Selain juga terdapat syarat-syarat ketertarikan pembaca pada sebuah tulisan, yakni antara lain novelty (kebaruan, misalnya tema yang baru dan berbeda dari arus utama atau mainstream), similarity (kemiripan dengan keseharian hidup mayoritas pembaca) dan visionary (memiliki pandangan jauh ke depan).