Mohon tunggu...
Nursalam AR
Nursalam AR Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah

Penerjemah dan konsultan bahasa. Pendiri Komunitas Penerjemah Hukum Indonesia (KOPHI) dan grup FB Terjemahan Hukum (Legal Translation). Penulis buku "Kamus High Quality Jomblo" dan kumpulan cerpen "Dongeng Kampung Kecil". Instagram: @bungsalamofficial. Blog: nursalam.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

DPR RI Impor Jamu Corona China, Buat Apa?

7 Mei 2020   12:06 Diperbarui: 7 Mei 2020   15:29 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jamu Corona Herbavid-19

Nah, dalam kasus impor obat corona ini, selain terdapat potensi penyimpangan prosedur atau mala-administrasi, Satgas COVID-19 DPR RI sejatinya juga telah melakukan fait accompli atau fetakompli (tindakan memaksa melewati batas kewenangan) Gugus Tugas Percepatan Penanganan (Gugas) COVID-19 sebagai lembaga resmi negara yang dibentuk oleh pemerintahan Jokowi untuk mengatasi masalah COVID-19 di Indonesia.

Sebagai satu-satunya lembaga yang berwenang melakukan koordinasi dan penanganan seputar COVID-19, sudah semestinya hanya Gugas COVID-19 yang memiliki otoritas melakukan pengimporan atau produksi obat corona, alih-alih Satgas COVID-19 DPR RI yang sejatinya hanya organ internal bentukan parlemen yang yurisdiksinya sebenarnya hanya seputar lingkungan parlemen (baca: DPR dan MPR RI).

Seyogyanya pula Satgas COVID-19 DPR RI lebih tahu menempatkan diri. Tidak justru melakukan pembagian obat corona, meskipun gratis, kepada rumah sakit rujukan COVID-19 tanpa koordinasi dengan Gugas COVID-19. Apalagi obat yang dibagikan pun belum diuji secara klinis, yang justru berpotensi membahayakan kesehatan dan jiwa para pasien COVID-19.

Jika Satgas COVID-19 DPR RI tetap saja berlaku ugal-ugalan seperti itu, maka cap "Taman Kanak-kanak" atau TK yang dulu disematkan almarhum Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada anggota parlemen, bukan saja terbukti kebenarannya, tetapi juga bertambah menjadi "anak TK yang bengal".

Jakarta, 7 Mei 2020

Referensi:
https://economy.okezone.com/read/2020/05/03/320/2208305/fakta-satgas-dpr-impor-jamu-dari-china-untuk-bantuan-atau-komersil
https://tirto.id/yang-janggal-dari-produksi-obat-corona-herbavid-19-oleh-dpr-fkqY?utm_source=Tirtoid&utm_medium=Popular

Baca Juga: Denny Siregar Risak Cucu SBY, Taktik Mubazir atau Pengalihan Isu?dan Salahkah Berkomentar Basa-basi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun