Terdengar klise ya?
Memang, namun itulah adanya agar hidup dan pikiran kita tidak terbebani dengan hal receh atau trivial perihal penantian kita akan komentar berkualitas, yang bukan basa-basi.
Come on, guys, we are living in the real world, instead in the phantasy world!Â
Inilah realitas kehidupan di dunia nyata, bukan di negeri dongeng yang serba ideal.
Akhir kata, sekadar pesan saya pribadi, lain lubuk lain ikannya. Jangan paksakan suatu lubuk punya varietas ikan yang sama dengan lubuk lainnya. Jika tidak suka, toh, kita bisa berpindah cari ikan di lubuk lain.
Namun, bagaimana pun, seruan idealis Kompasioner Nahariyha itu tetap berguna untuk kebaikan dan perkembangan Kompasiana dan kalangan Kompasioner yang lebih baik ke depannya.
Jakarta, 7 Mei 2020
Baca Juga: "Ambyar", Warisan Didi Kempot untuk Bahasa Indonesia dan Saat Denny Siregar Merisak Cucu SBY
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H