Ia bahkan menyebut bahwa pemberitaan tentang para napi asimiliasi yang berulah kembali itu adalah hoaks alias berita bohong.
"Tapi, kita tidak boleh beralasan demikian. Terlebih saat ini publik disuguhi informasi yang mengerikan, termasuk yang sebenarnya merupakan hoaks, terkait warga binaan asimilasi di sejumlah daerah," lanjut sang putera Nias tersebut.
Gaya pembawaan Yasonna yang cenderung santuy alias cenderung menganggap enteng masalah tampaknya sudah jadi tipikal pengusung Revisi UU KPK tersebut. Yang sayangnya kerap menjebaknya dalam pelbagai kontroversi yang tidak perlu dan kontraproduktif.
Sebut saja, saat ia digeruduk warga Tanjung Priok, Jakarta Utara, karena pernyataannya yang dianggap menyudutkan warga Priok dengan membandingkan Tanjung Priok yang kawasan pelabuhan dengan kawasan elite Menteng dalam hal tingginya angka kriminalitas.
Atau saat ia terlibat perang kata-kata di media sosial dengan aktris sekaligus aktivis Dian Sastro Wardoyo tentang Revisi UU Komisi Pemberantasan Korupsi yang dianggap memandulkan kinerja lembaga pemberantasan rasuah tersebut.
Demikian juga, yang teranyar, saat ia berseteru sengit dengan Najwa Shihab, jurnalis dan aktivis sosial, tentang usulan pembebasan napi koruptor yang semula akan ditumpangkan pada program pembebasan napi asimiliasi.
Kendati akhirnya usulan tersebut kandas karena desakan publik, tetap saja perseteruan itu menambah daftar sepak terjang kontroversial Yasonna, yang bahkan sempat dipetisi untuk dicopot atau mengundurkan diri oleh sebagian kalangan pendukung Presiden Jokowi sendiri karena dianggap turut menodai citra pemerintahan Jokowi.
Namun Yasonna Hamonangan Laoly tetap bergeming. Konon kabarnya kepercayaan dirinya yang kuat itu karena ia tergolong orang kepercayaan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, yang merupakan figur berpengaruh kuat di pemerintahan saat ini.
Wallahu a'lam bisshawwab.