Tampaknya hal itu dikarenakan populasi orang Bali saat itu yang merupakan salah satu kelompok terbesar di Kota Batavia (nama kota Jakarta di masa lampau) berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan oleh Gubernur VOC Jan Pieterszoon Coen sebagai penguasa Kota Batavia.
Jumlah populasi yang besar tersebut antara lain terdiri dari rakyat biasa dan para bangsawan kerajaan di Pulau Bali yang ditawan penjajah Belanda dan dijadikan budak di Batavia. Itu juga tercermin pada nama Kampung Bali yang terdapat di beberapa tempat di Jakarta, seperti di kawasan Tanah Abang (Jakarta Pusat) dan di Jatinegara (Jakarta Timur).
Selain sufiks verbal "-in", pengaruh bahasa Bali pada bahasa Betawi dan juga bahasa Indonesia antara lain tampak pada kata tumben, ciplak (mengunyah makanan sampai mengeluarkan bunyi), recet (bicara ribut, cerewet), bacin (bau busuk tahi), dan topeng (kedok, penutup muka).
Alhasil, jikalau Ayu yang Bali menikah dengan Udin yang Betawi, keduanya sebenarnya sudah punya banyak kesamaan.
Sayang sampai sekarang saya tidak pernah tahu apakah kedua teman sekolah saya tersebut resmi berjodoh atau tidak.
Jakarta, 13 Maret 2020
Baca Juga:Â Apa Itu Vandal?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H