Di saat meningkatnya ketegangan global saat ini akibat pandemi COVID-19 (Corona Virus Disease 2019), bagi pasangan suami istri (pasutri), sebetulnya ada cara klasik nan asyik yang dianjurkan banyak pakar kesehatan dan psikologi untuk mengurangi tensi tersebut.
Suatu cara yang juga bermanfaat memperkuat daya tahan atau daya kekebalan tubuh (imunitas) guna menghadapi serangan virus Korona. Terlebih lagi jika pasutri adalah pekerja kantoran yang tengah menjalani masa social distancing (pemisahan sosial) dengan metode Work From Home (WFH) atau Telekerja atau Bekerja Dari Rumah. Cara ini tampaknya ampuh membunuh kejenuhan dan meningkatkan produktivitas selama jangka waktu dua pekan bekerja di rumah.
Apakah itu?
Ya, Making Love (ML) alias bercinta, bersetubuh atau bersenggama.
Tentu asyik bukan? Apalagi sebagai pasangan halal dan sah, mau di mana pun, kapan pun, dan berapa lama pun durasinya, tentu saja bisa diatur sesuka hati, dan sesuai kesepakatan.
Meredakan ketegangan dan kepenatan
Dalam buku karya Nasaruddin Latif, seorang konsultan perkawinan, berjudul Marriage Consulting: Problematika Seputar Keluarga dan Rumah Tangga (Pustaka Tangga, Jakarta, 1999), disebutkan bahwa orang yang menikah dan melakukan aktivitas seksual memiliki harapan hidup lebih lama, sebagaimana menurut Alex Comport, seorang pakar seksologi yang telah melakukan observasi tentang kehidupan seksual manusia selama dua dasawarsa.
"Orang yang melakukan aktivitas seksual jarang mengalami sakit. Ia juga merupakan tipe orang yang senang berteman dan amat menikmati hidupnya," demikian kesimpulan Dr. Ted Mcilvena dari Institute for Advanced Study of Human Sexuality, San Francisco, Amerika Serikat.
Hal tersebut antara lain karena hubungan seksual atau ML dapat meredakan ketegangan hidup yang dialami.
Bryant Stamford, PhD., seorang guru besar dan kepala institusi Health Promotion Center dari University of Louisville, Amerika Serikat, sebagaimana ditulis oleh Michael Cane dalam The Art of Kissing, mengungkapkan bahwa ciuman, sebagai bagian dari aktivitas seksual pasutri, memiliki efek meredakan ketegangan. Terlebih lagi, jika ciuman tersebut mengarah kepada hubungan seksual, yang menurutnya merupakan salah satu penghilang beban stress.
Sementara itu, Joy Davidson,PhD., seorang psikolog dan terapis seksologi dari Seattle, Amerika Serikat, menyatakan bahwa ciuman merupakan tahapan yang disebutnya sebagai meditasi seksual. Soalnya, saat pasutri berciuman, efek yang ditimbulkannya setara dengan efek yang didapat dari aktivitas meditasi.
"Selain itu, berciuman yang dilakukan bersama orang yang benar-benar Anda sayangi dapat menumbuhkan perasaan tenteram dan kesadaran akan kesenangan fisik," ujar Davidson.
Perasaan-perasaan tersebut pada akhirnya akan menghilangkan kepenatan pikiran dan mempertebal kepekaan tentang keberadaan kita pada saat itu. Karena itu, mungkin tanpa disadari, saat lelah atau tegang, Anda merasa rindu kepada pasangan. Kehadiran pasangan dan kecupan mesra darinya adalah obat mujarab yang dibutuhkan untuk menghilangkan kepenatan dan ketegangan.
Meningkatkan kesehatan dan sistem kekebalan tubuh
Doktor Alfred Franger, seorang guru besar ginekologi dari Medical College of Wisconsin, Amerika Serikat, memperkirakan bahwa selama melakukan hubungan seksual, sebanyak 4,2 kalori pada tubuh terbakar setiap menitnya. Hal itu dibandingkan dengan bermain tenis yang hanya membakar 4 kalori per menit.
Ditambah lagi dengan gaya ciuman Prancis (French Kiss) yang lazim dilakukan pasutri saat ML, menurut Bryant Stamford, dapat membantu mengurangi berat badan.
Selama kegiatan berciuman yang sangat aktif yang umumnya terjadi saat senggama atau ML, tubuh membakar sekitar dua kalori per menit. Sebagai perbandingan, saat jogging, tubuh membakar sekitar 11,2 kalori per menit. Alhasil, dari berciuman saja selama enam menit, hasilnya jauh lebih besar daripada jogging selama satu menit.
Terlebih jika saat mewabahnya virus Korona ini, kita terkendala untuk beraktivitas jogging di luar rumah, karena harus lebih banyak beraktivitas di rumah demi menghindari tertular COVID-19.
Di samping itu gaya berciuman yang hot itu juga membuat otot-otot tertentu pada wajah menjadi lebih aktif yang menjadikan pasutri lebih sehat, merasa bahagia, serta tampak awet muda.Â
Dan menurut Dr. Winnifred Cutler, Direktur The Athena Institute for Women's Wellness di Pennsylvania, Amerika Serikat, bagi wanita yang sudah menikah, yang melakukan ML minimal seminggu sekali, maka siklus menstruasinya akan lebih teratur daripada wanita yang tidak menikah atau selibat.
Cutler juga mendapati bahwa wanita yang menikmati ML secara teratur memiliki kadar estrogen dalam darah yang lebih tinggi. Hormon estrogen inilah yang bermanfaat menjaga kesehatan jantung, menekan kadar kolesterol jahat dan mempertinggi kadar kolesterol baik, memelihara kepadatan tulang, menjaga kulit tetap kenyal, serta mencegah depresi mental.
Selain mencegah depresi mental, ML juga dapat menguatkan otot tubuh, menghilangkan migren, dan mengurangi rasa sakit. Demikian yang masing-masing terungkap dari riset Giovanna Cicarelli, seorang instruktur kebugaran pada NYC Equinox Fitness Center, Dr. James Crouch dari Southern Illinois School of Medicine, serta Beverly Whipple dan Barry Komisaruk dari Rutgers University.
Itulah khasiat dari orgasme yang merupakan puncak kepuasan saat berhubungan seksual atau ML. Orgasme yang teratur melalui hubungan seksual selain merupakan obat penahan sakit alami, juga menjadikan tubuh kita memiliki kekebalan tubuh atau imunitas yang lebih kuat terhadap penyakit.
Doktor Dudley Chapman, seorang ginekolog asal Amerika Serikat, yang telah melakukan penelitian terhadap dua puluh empat pasien penderita kanker payudara menemukan fakta bahwa mereka yang pernah mengalami atau mencapai orgasme secara teratur memiliki imunitas yang lebih kuat terhadap serangan penyakit. Karena orgasme akan meningkatkan jumlah sel yang berfungsi melawan infeksi penyakit hingga 20 persen.
Saat seseorang mengalami orgasme, dan otot-ototnya mengejang, itulah momen relaksasi yang menyenangkan, yang manjur sebagai obat penenang alami melalui kehadiran hormon oksitosin.
Dari hasil penelitian yang lain juga didapati bahwa pasangan yang menikah memiliki kesempatan hidup lebih panjang dan merasa hidup mereka lebih lengkap dan lebih bahagia.Â
Di samping itu, masih menurut penelitian tersebut, cinta dan perhatian yang kontinyu dari pasangan dapat membuat seorang suami atau istri menjadi lebih kuat dan lebih bersemangat hidup, termasuk menjalani pekerjaan dan karier.
Benarlah apa yang dikatakan Lao Tzu, seorang filsuf Tiongkok bahwa, "dicintai secara mendalam akan memberikan kekuatan, dan mencintai secara mendalam akan memberikan keberanian."
Alhasil, mari saling mencintai, bercinta, demi melawan virus Korona.
Let's make love not war!
Jakarta, 12 Maret 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H