Seorang lelaki sederhana tercenung menatap genangan air di depan istananya.
Meluap. Kecokelatan warnanya.
Membayang di genangan itu citra dirinya sekian tahun silam.
Ia berdiri gagah di panggung. Janjinya lantang saat itu: "Banjir akan teratasi jika saya jadi presiden!"
Si lelaki sederhana mendesah berat. Ia kini presiden, dan banjir pun menghampiri, menagih janji.
Janji yang ternyata tak sesederhana angannya.
Tatapannya kini melayang jauh ke seberang, ke bekas kantornya dahulu.
Sudah ada lelaki tangguh di sana, gumamnya. Ia kawan lamaku. Biar ia bantu tuntaskan janjiku.
Ia lantas bergegas pergi. Urusannya lebih banyak daripada sekadar perkara janji.
Jakarta, 26 Februari 2020