Perdebatan di kalangan netijen ataupun masyarakat mengenai pro dan kontra reklamasi pulau di teluk Jakarta terus mencuat. Beragam argumen pun saling bersitegang mencoba saling membela mana yang paling benar.
Saya sedniri termasuk orang yang tidak mengikuti banget perbincangan ini, menyoal reklamasi pulau di teluk Jakarta. Ya, hal ini karena masuk ranahnya politik. Membuat perdebatan sana dan sini menjadi panas dan malas untuk saya dengar.
Bukan menyoal soal kepentingan lingkungan, ekonomi dan sosial. Tapi, saling adu argumen untuk membela salah satu jagoan yang diidukung. Begitu pandangan saya ketika melihat perdebatan panjang rekalamasi ini.
Jakarta (2-3/8), saya berkesempatan mengikuti kegiatan komunitas Click Kompasiana di bilangan Graha Wisata, TMII. Tentu, tujuan utama dari acara ini adalah guna meningkatkan kualitas menulis teman-teman Kompasianers yang mendaftar. Mengingat acara ini benar-benar padat dalam memberikan 3 materi sekaligus dalam satu hari.
Kegiatan ini menjadi kali pertama saya mengikutinya. Awal tertarik ikut sih, karena tertarik untuk menyimak 2 materi awal soal menulis fiksi bersama Fanny Jonathan Poyk dan Literasi Digital bersama Mas Iskandar Zulkarnaen atau sering disapa Mas Isjet. Oh ya, ada materi ketiga juga yang membahas soal Menulis bidang Ekonomi bersama Mas Isson Khaerul.
Dan benar saja, semua materi yang disampaikan berlangsung dengan lancar dan ramai dengan tanya jawab.
Tuhan... ternyata ini adalah kunjungan ke lokasi yang sedang ramai diperbincangkan, yakni reklamasi pulau di teluk Jakarta. Dan Pulau Maju menjadi salah satu dari tiga belas pulau yang menjadi kawasan reklamasi kunjungan kami.
Pertama kali yang saya lihat, tempat ini tidak nampak seperti pulau yang bicarakan. Melainkan nampak bak kota mati yang tidak berpenghuni, sepi. Satu-satunya kehidupan yang nampak di Pulau Maju ini adalah lalu lalang orang yang sedang berolahraga.
Oh ya, kunjungan ke Pulau Maju ternyata jadi agenda yang asik buat saya. Saya jadi bisa banyak bertanya mendapatkan beberapa penjelasan soal reklamasi teluk Jakarta ini dan melihatnya langsung. Ya, melihat langsung Pulau Maju reklamasi yang sudah dan masih menjadi kota mati.
Karena begitu sampai di Pulau Maju kami diberikan kebebasan waktu untuk berkeliling sendiri. Jadi, saya tidak bisa mendapatkan banyak informasi. Karena poin utama dari kunjungan ini adalah melihat dan merasakan langsung seperti apa reklamasi Pulau Maju yang sudah jadi. Jadilah, saya menggali informasi dari beberapa rekan yang mengikuti trend isu reklamasi ini.
Pulau Maju, yang saat ini masih sepi bak kota mati. Memiliki tata ruang yang rapih dan terstruktur. Kemaren sih saya melihat ada deretan ruko yang siap huni, arena jajanan pinggir jalan, kawasan komplek, hingga sarana olahraga yang dalam masa pembangunan. Lalu, akan digunakan seperti apa kedepannya? Untuk kepentingan siapa?
Jadi, itu dia kegiatan saya bersama Click Kompasiana. Selain nambah wawasan soal dunia literasi. Kegiatan ini juga nambah banget pengalaman langsung soal isu yang sedang ramai diperbincangkan. Terima kasih Click Kompasiana buat keseruannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H