Mohon tunggu...
nursaidr
nursaidr Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Fulltime blogger di www.nursaidr.com.

blogger di www.nursaidr.com. Danone Blogger Academy 2 Socmed IG/Tw: @nursaidr_

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Survey Instastory, Banyak Generasi Millenial Pakai Pertamax

7 November 2018   21:45 Diperbarui: 7 November 2018   22:11 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Guys, mau nanya dong. Kalian bensin untuk kendaraan pakai jenis apa? Kenapa pakai itu?" tanya saya dalam sebuah instastory . Keesokan pagi hingga malam hari, saya pun mendapatkan balasan yang mayoritas semuanya dari anak-anak muda.

"Pertamax kak, karena motor aku beat. Terus juga lebih irit. Hehe," jawab akun @hanatfutuh.
"Pertamax 92, karena gak mau pake yang bersubsidi. Mengambil hak orang yang kurang mampu," jawab akun @aza_zulfi yang.
"Pertamax, gak tau ini mitos apa fakta sih. Katanya motor yang injection minimal harus Pertamax gitu. Jadi aku nurut," jawab akun @khoirunisak28.
"Pertamax, always... Biar mesin awet dan terjaga," jawab akun @dewi.setyowati.399.
"Pertamax, sejak beli motor sendiri udah pake itu," jawab akun @missrorowulan.

instastory instagram pribadi @nursaidr_
instastory instagram pribadi @nursaidr_
***

Pengalaman saya lainnya dengan Pertamax juga terjadi di Surabaya sewaktu menjadi volunter saat meminjam motor dari seorang mahasiswi. Mencoba mengisi bensin di pinggir jalan, mengingat indikator jarum penunjuk bensin menunjukan BBM sudah sangat sedikit. Khawatir mogok di jalan, saya berinisiatif mengisi bensin di pinggir jalan yang ternyata hanya ada jenis Premium. Mahasiswi tersebut pun menolaknya. Ia pun mengatakan kalau kendaraannya hanya diisi oleh BBM Pertamax.

Saya sendiri merupakan pengguna BBM Pertamax sejak 2015 lalu. Sekali mencoba Pertamax, saya merasakan adanya daya hemat BBM yang dikonsumsi motor selama perjalanan ketimbang menggunakan Premium. Tarikan gas motor pun jadi terasa lebih enteng. Merasa adanya perbedaan tersebut, saya memutuskan menggunakan Pertamax.

Saya, dan beberapa generasi Millenial lainnya di atas nampaknya sama-sama telah mendapatkan sebuah experience nyata penggunaan bahan bakar Pertamax dari perusahaan energi terbesar di Indonesia, PT Pertamina Persero.

Dilihat dari beberapa jawaban survey saya, semua menjawab menggunakan Pertamax dari 3 sisi. Pertama, bahan bakar yang lebih irit. Kedua, ingin menggunakan BBM non-subsidi. Dan Ketiga, menjaga kualitas mesin lebih awet.

Sobat Kompasiana pasti sudah banyak tahu, kalau ada hal lain dari balik penciptaan Pertamax yang belum tersebut ini? Ya, BBM Pertamax tercipta untuk menjawab perkembangan zaman dan upaya penyelamatan lingkungan dan umat manusia dari terpaparnnya zat beracun dari polusi kendaraan. Kok bisa? Begini penjelasannya.

Pertamax, Merawat Mesin Kendaraan hinggan Lingkungan

"Kesadaran kaum urban dan generasi Millenial terhadap BBM berkualitas patut kita syukuri. Pertamax Series merupakan BBM masa depan, diharapkan nantinya menjadi pilihan utama masyarakat," ungkap Adiatma Sardjitoselaku VP Corporate Communication  yang mengungkapkan peningkatan trend penggunaan BBM berkualitas di kalangan generasi Millenial dan kaum urban.

Diluncurkan pada 10 Desember 1999, Pertamax hadir dengan keunggulannya secara masif dari berbagai sisi. Meningkatkan kulitas bahan bakar untuk pemeliharaan mesin kendaraan. Serta konsen perhatiannya terhadap emisi gas yang dibuang dari kendaraan terhadap lingkungan dan kesehatan umat manusia.

Darwin Ahmad Nursyamsur, alumnus UIN Syarif Hidayatullah jujursan Fisika Material pun menyebutkan, "Kerusakan mesin motor juga dapat dihasilkan dari BBM yang kurang berkualitas seperti kerusakan mesin akibat terlalu panas dan meninggalkan karat. Hal ini karena bensin tidak menghasilkan tenaga yang efisien. Sehingga, bila ada kendaraan yang memiliki perawatan dan jenis kendaraan sama. Kendaraan yang menggunakan Premium akan lebih cepat rusak dibandingkan yang menggunakna Pertamax. Karena residu (ampas/pengotor) yang dihasilkan dan tersisa lebih banyak."

Dikutip dari website PT Pertamina, menurut Adiatma, "Kehadiran Pertamax Series memang untuk menjawab tantangan jaman, sejalan dengan teknologi otomotif yang semakin berkembang di mana mobil pabrikan tahun 2010 ke atas sudah mensyarakatkan BBM dengan Research Octane Number (RON) 92 ke atas. Pertamina juga sudah mengantisipasi kebutuhan BBM untuk kendaraan dengan spesifikasi tinggi termasuk kendaraan sport dengan memproduksi Pertamax Turbo yang memiliki RON 98. Pertamax Turbo merupakan BBM dengan RON tertinggi yang dijual di SPBU Indonesia."

Lahirnya Pertamax ini sebagai upaya mengikuti standar Euro -lebih spesifik Euro 4- yang bertujuan memperkecil kadar bahan pencemaran yang dihasilkan oleh kendaraan. Kaitannya standar Euro 4 dengan Pertamax Series di sini ada pada kualitas BBM yang lebih berkualitas dengan kadar oktan (Research Octane Numbers) yang lebih tinggi -Pertamax (92), Pertamax Turbo (98) dan Pertamax Racing (100)- dan menciptakan BBM Pertamax low sulfur hight quality. 

Sebagai bahan bakar yang sangat direkomendasikan untuk kendaraan berkompresi 9,1-10,1 serta yang sudah menggunakan teknologi electronic fuel injection (EFI) dan catalytic converters ini memiliki keunggulan yang bebas dari bahan Timbal. Apa sih bahan Timbal?

Bahan Timbal dalam pembicaraan BBM, digunakan untuk meningkatkan bilangan oktan pada bensin. Sehingga, mampu menciptakan bahan bakar yang "murah", tapi tetap aman digunakan. Sayangnya, bahan Timbal yang dapat terbentuk pada atmosfer ini mampu membahayakan mahkhluk hidup, termasuk manusia. 

Bahan Timbal dapat ditemukan lewat udara ataupun debu melalui asap kendaraan. Sehingga, menghasilkan pencemaran udara  seperti karbondioksida, hidrokarbon, SO2, NOx, dan tetraethyl lead yang menjadi bahan timbal dicampurkan ke dalam bahan bakar dengan kualitas rendah.

Banyak bahaya mengerikan yang bisa dihasilkan dari racun Timbal bagi kesehatan tubuh manusia. Seperti mempengaruhi fungsi kognitif, menurunkan kemampuan belajar, mempengaruhi perkembangan postur tubuh, menganggu sistem pendengaran, menurunnya kecerdasan, mempengarhui perkembangan otak, merusak ginjal, merusak sistem saraf, mempengaruhi sistem saraf, terjadinya darah tinggi, mampu membuat ibu hamil menjadi anemia dan mempengaruhi janin melalui plasenta.

Linda Erlina Magister Farmasi Universitas Indonesia menjelaskan, "Bahaya dari racun Timbal ini saat terakumulasi pada organ ginjal. Hal ini mengakibatkan terjadinya gagal ginjal karena adanya pengendapan logam berat. Racun Timbal juga bisa meracuni darah yang masuk ke aliran darah sehingga menyebabkan naiknya jumlah Fe dalam darah.

Jelas sudah akan bahaya dari pencemaran dari racun Timbal. Sebagai upaya mendorong terciptanya kualitas udara yang lebih sehat. Sudah sewajarnya bila bersama-sama kita beralih pada penggunaan BBM yang lebih berkualitas, seperti Pertamax Series.

Mengutip dari Wikipedia yang menjelaskan keunggulan lain dari Pertamax, "Karena memiliki oktan tinggi, maka Pertamax bisa menerima tekanan pada mesin berkompresi tinggi. Sehingga, dapat bekerja dengan optimal pada gerakan piston. Hasilnya, tenaga mesin yang menggunakan Pertamax lebih maksimal, karena BBM digunakan secara optimal. Sedangkan pada mesin yang menggunakan Premium, BBM terbakar dan meledak, tidak sesuai dengan gerakan piston. Gejala inilah yang dikenal dengan 'knocking' atau mesin 'ngelitik'."

Tampilan Aplikasi MyPertamina
Tampilan Aplikasi MyPertamina
Terakhir, melengkapi trend kekinian kids zaman now. PT Pertamina meluncurkan kartu dan aplikasi MyPertamina. Kartu My Pertamina sendiri berfungsi sebagai alat pembayaran non-tunai (cashless payment) yang mana anggotanya nanti akan mendapatkan banyak point atau reward yang sudah terhubung melalui aplikasi MyPertamina.

kartu MyPertamina
kartu MyPertamina
Yuk, ke SPBU beli Pertamax  Series dan jangan lupa pakai kartu MyPertamina. Semakin mudah bertransaksi, semakin untung mendapatkan hadiah dengan MyPertamina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun