Mohon tunggu...
zainalna nursai kangean
zainalna nursai kangean Mohon Tunggu... -

aku bukanlah seorang penulis yang profesional. namun dengan pura pura merayap, mungkin tulisanku juga bisa beredar diberanda.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Masihkah Aku Berguna

12 November 2016   09:53 Diperbarui: 12 November 2016   09:59 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Mendekatlah dan cari dirimu..

            Bersama pagi yang cerah ini..

Mendengar bisikan itu aku langsung terbangun dan mencari sumber bisikan itu. Tanpa rasa takut dan putus asa aku berdiri menuju jendela kamarku, ternyata pagi ini sangat menakjubkan dari pada kemaren. Fikiran langsung tertuju ke kamar mandi, air itu sangat dingin untuk ku sentuh terpaksa aku harus mencuci muka  saja, muka yang berlumuran dosa dengan pandangan cermin yang kuanggap tak mungkin bisa rasanya bila aku akan seperti mereka dikemudian hari.

Rasa percaya diripun datang menjemputku dan mengantarku untuk kembali menuju bangku kuliah, tanpa parfum dan tak sempat mengganti baju aku sudah sampai dihalaman parkiran kampus. Pagi-pagi sekali, kampus tidak sekian ramai oleh mahasiswa. Dengan tas gendongku aku langsung menuju ruang kuliah, sesampainya disana pintu sudah tertutup sekian rapat dengan ganggangnya yang begitu menakutkan bagi para mahasasiswa yang memeganggnya. Namun aku (zainalnanursai) tanpa ketok pintu langsung membukanya sambil berkata,

Zainalna nursai ,Selamat pagi buk..

                        Bu dosen ,Iyya pagi mas silahkan masuk.

            Zainalna nursai ,oh terima kasih buk....

                        Bu dosen ,kenapa kok telat mas.?? Ujar bu dosen .

            Zainalna nursai ,dengan lantang aku jawab, ketiduran buk,

                        Bu dosen ,oh, iyya sudah

Alasan itu menjadi penguat rasa percaya dosenku pada diri ini, tanpa tolah toleh aku langsung menuju bangku yang paling belakang disitu aku duduk sendirian. Ketika aku duduk aku langsung mengeluh pada allah, “oh tuhan jangan sampai jadikan aku seperti ini terus , bangku depan yang kemaren adalah milikku kini menjadi milik orang lain”. Dengan rasa kaku hanya terdiam seorang diri sambil merenung, dan berkata dalam hati “aku masih belum kalah”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun