Mohon tunggu...
Nurrusyifa Puteri Iswara
Nurrusyifa Puteri Iswara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Student at Science Communication and Community Development, IPB University

A communication enthusiast, who loves to learn and grow as a person. A highly responsible, hard-worker, and motivated person who always seeking the best. And also, an optimistic girl with positive mindset towards life.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa KKN-T IPB Lakukan Sosialisasi dan Pelatihan Pengolahan Sampah Organik di Desa Jambearum

14 Juli 2022   22:21 Diperbarui: 14 Juli 2022   22:33 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Rabu, 13/7/2022). Menindaklanjuti rencana program kerja yang disampaikan pada saat lokakarya pertama di Desa Jambearum, mahasiswa KKN-T IPB University lakukan sosialisasi serta pelatihan pengolahan sampah dengan jenis sampah organik. 

Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup dan merupakan jenis sampah yang mudah terurai secara alami tanpa ada campur tangan dari manusia.

Sosialisasi dan pelatihan pengolahan sampah ini dihadiri oleh warga Desa Jambearum, perangkat desa, serta Kader Gerbang Mas. Acara dimulai dengan pemberian materi terkait jenis-jenis sampah, cara memilah sampah, dan cara mengolah sampah sesuai dengan jenisnya.

Pengolahan sampah organik yang disosialisasikan oleh mahasiswa KKN-T IPB adalah pembuatan cairan ecoenzyme dan pembuatan lubang biopori. Sebelumnya, warga telah diminta untuk membawa sampah organik di rumahnya untuk digunakan pada saat sesi pelatihan. Pada saat sesi pelatihan, mahasiswa KKN dan para warga secara bersama-sama melakukan praktik pengolahan sampah.

Praktik pengolahan sampah yang pertama dilakukan adalah pembuatan cairan ecoenzyme. Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan cairan ecoenzyme cukup sederhana, yaitu air bersih, gula, dan kulit buah atau sisa sayur yang belum dimasak, Bahan-bahan tersebut mudah didapatkan oleh warga karena tersedia di rumahnya. Cairan ecoenzyme memiliki nilai ekonomis karena dapat dijual.

Penimbangan kulit buah untuk cairan ecoenzyme/dokpri
Penimbangan kulit buah untuk cairan ecoenzyme/dokpri

Selanjutnya, mahasiswa KKN-T IPB bersama para warga melakukan praktik pembuatan lubang biopori. Lubang biopori dibuat dengan dengan menggali tanah berdiameter 10-30 cm dan kedalaman 1-1,5 meter. 

Mulut lubang dikuatkan dengan PVC, semen, atau batu bata dan terakhir lubang ditutup dengan penutup bercelah, jika perlu diberikan penahan di atasnya. Sampah-sampah organik yang telah dibawa oleh warga dimasukkan ke dalam lubang biopori tersebut.

Lubang biopori yang telah dibuat/dokpri
Lubang biopori yang telah dibuat/dokpri

Proses pembuatan lubang biopori/dokpri
Proses pembuatan lubang biopori/dokpri

Harapan diadakannya acara ini adalah mengedukasi masyarakat terkait potensi pemanfaatan limbah organik di Desa Jambearum. Selain itu, adanya program kerja ini diharapkan dapat mengurangi sampah atau limbah yang ada di Desa Jambearum dan menumbuhkan kepedulian warga terhadap kebersihan lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun