Mohon tunggu...
Nur Rohmah
Nur Rohmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Pendidikan Sosiologi dan Antropologi

Universitas Sebelas Maret

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena K-Pop di Indonesia

25 Oktober 2021   08:15 Diperbarui: 25 Oktober 2021   08:17 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal inilah yang terkadang tak ditanggapi dengan bijak oleh para remaja yang belum bisa menyaring sebuah budaya. Bagi seorang Idol K-Pop, berpakaian yang terkadang minim dan terbuka menjadi hal yang umum bagi mereka, tapi tidak di Indonesia. Dalam lingkungan kita, tentunya ada norma-norma yang secara tidak langsung mengatur seseorang dalam berpakaian.

Para remaja yang menelan budaya tersebut mentah-mentah, cenderung langsung meniru tanpa memperhatikan baik dan buruknya. Mereka hanya berpikir bahwa meniru idola mereka akan membuat mereka terlihat keren. 

Padahal, apa yang mereka lakukan bertentangan dengan norma yang ada dalam masyarakat. Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya pengawasan dari orang dewasa agar mereka tak terjerumus ke dalam hal-hal yang bertentangan dengan norma yang ada.

Mengingat, Korea Selatan bukan hanya memasarkan lagu-lagunya tetapi juga film, series, dan drama yang penggemarnya juga tak kalah banyak. Film, series, dan drama yang diproduksi oleh Korea Selatan memang sebagian besar sangat berkualitas dan bahkan sampai mampu menembus pasar Internasional. Sebut saja True Beauty (2020), It's Okay Not To Be Okay (2020), Stranger From Hell (2019) dan masih banyak lagi.

Bagi yang bukan penggemar, pasti mempertanyakan kenapa sampai betah duduk manis menonton berbagai film, series, dan drama yang tentunya berbeda dengan yang diproduksi dari Hollywood, mungkin saja bagi mereka itu membosankan. Lebih baik bermain game, atau menonton film-film Hollywood yang lebih menantang.

Selain para karakter yang visualnya memanjakan mata, jalan ceritanya juga menginspirasi. Tak jarang, pesan moral yang terkandung di dalamnya bisa memberikan kekuatan kepada para penonton. Genre yang bervariasi pun membuat para penonton bisa mempelajari hal-hal yang baru. Contohnya saja jika ingin mengetahui tentang dunia medis, maka bisa menonton Hospital Playlist (2020), Doctor Romantic (2016), dan masih banyak lagi. Apabila ingin mengetahui tentang dunia detektif, maka bisa menonton Stranger From Hell (2020), Tunnel (2017), dan yang lainnya. Jadi, bukan hanya menonton, tetapi kita juga bisa sembari belajar.

Menonton drama Korea secara berlebihan juga bisa memberikan dampak negatif. Dampak negatif yang sering timbul adalah berekspektasi berlebihan, berharap bahwa segala yang terjadi dalam hidup akan seindah di dalam drama yang ditonton. Hal ini tentunya sangat berbahaya, karena apabila tidak sesuai ekspektasi akan bisa memunculkan rasa depresi.

Menyukai atau menggemari sesuatu bukanlah suatu kejahatan yang harus selalu dihakimi. Selagi tidak merugikan pihak lain, setiap orang berhak menentukan siapa dana apa yang menjadi kesukaan mereka. 

Menghargai dan menghormati orang lain, termasuk kesukaannya, adalah sikap yang harus kita terapkan dalam kehidupan dalam bermasyarakat. Kita tidak tahu hal apa yang menjadi dasar mereka menyukai sesuatu, apakah hal tersebut sangat berharga bagi mereka, atau seber-dampak apa kesukaan itu terhadap hidup mereka.

Oleh karena itu, sikap toleransi harus kita terapkan. Bukan hanya tentang menghargai perbedaan agama tetapi juga perbedaan kesukaan, kegemaran, atau hobi. Jangan sampai menghakimi hobi orang lain apalagi hobi tersebut tidak merugikan kita sama sekali. Saling menghormati dan menghargai akan membuat hidup terasa lebih tenteram dan damai. Hal terakhir yang perlu diingat, menyukai atau menggemari sesuatu bisa memberikan dampak positif apabila tidak dilakukan secara berlebihan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun