Mahasiswi KKN RDR angkatan 77 UIN Walisongo Semarang, Siti Nur Rofikoh melakukan pendampingan tahsin bersama santri di pesantren Fadhlul Fadhlan Semarang. Tahsin berarti memperbagus atau mempercantik bacaan Al-Qur'an sesuai dengan tajwidnya. Banyak orang di dunia ini yang bisa baca Al-Qur'an, tapi mungkin hanya bisa  membaca saja, tidak sesuai dengan tajwid dan makhorijul huruf.
Kegiatan ini dilakukan selama tiga hari dalam satu pekan, yaitu setiap hari Senin, Selasa, dan Rabu pukul 18.30 WIB. Pendampingan tahsin dimulai pada 01-03November 2021. Pendampingan tahsin dilakukan khusus untuk akhowat karena harus dilakukan pada sesama mahrom. Kegiatan ini lebih fokus mempelajari tentang makhorijul huruf dan penerapan tajwid dalam membaca Al-Qur'an.
Al-Qur'an merupakan pedoman hidup bagi Makhluk di dunia khususnya umat muslim. Maka dari itu, sebagai umat muslim diwajibkan untuk dapat membaca Alquran dengan baik dan benar.
"Sangat penting bagi setiap muslim untuk belajar tahsin Al-Quran terutama bagi yang masih kesulitan dalam membaca Al-Quran," ujar mahasiswi KKN.
Sehingga upaya meningkatkan kemampuan tahsin Al-Quran melalui pendampingan ini adalah salah satu solusi yang dapat dilakukan terutama di tengah masa transisi ini. Hal tersebut karena kurang maksimalnya pengajaran akibat terhambat oleh pandemi, sedangkan banyak yang sangat membutuhkan pelatihan secara khusus dan teratur.
Untuk menanggapi hal tersebut, melalui kegiatan pengabdian masyarakat pendampingan tahsin Al-Quran khusus akhowat (perempuan) jamaah Masjid Raudhotul Jannah Dukuh Wonorejo, Kelurahan Pesantren diharapkan dapat membantu meningkatkan kemampuan membaca Al-Quran.
Santri yang ikut berpartisipasi sangat antusias dan kritis dalam kegiatan pendampingan tersebut.  Saya berharap dengan kegiatan ini santri menjadi lebih cinta  dan bisa memuliakan Al-Qur'an.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H