Selain Dika pada novel ini juga ada salah satu tokoh yang cukup sering muncul pada tiap babnya yaitu Mama Dika. Mama Dika memiliki sifat parnoanatau ketakutan berlebih kepada anak-anaknya. Hal ini dibuktikan seperti pada kutipan berikut.
'Nyokap juga memang tipe nyokap parnoan yang selalu takut anaknya salah bergaul, tapi dengan pemikiran-pemikiran yang salah.'(hal. 150)
Pada beberapa bab juga terdapat salah satu tokoh yang dibahas secara mendalam yaitu Ina Mangunkusumo. Ina adalah salah satu teman Dika ketika SMA yang ia sukai. Ina memiliki watak gengsian dimana ia memiliki sikap berbeda ketika ia bersama Dika saat hanya berdua dan ketika mereka berdua saat di sekolah. Hal ini dibuktikan pada kutipan berikut.
'Lucunya, walaupun kita cukup sering pergi bareng, di sekolah kita seolah tidak saling mengenal. Setiap hari di kelas, Ina gak pernah ngajak gue ngobrol sama sekali.'(hal. 81)
'Setiap gue menghampiri Ina di antara teman-temannya, pasti dia tidak menanggapi obrolan gue, seolah gue orang yang asing. Ini sangat berbeda dengan sikapnya sewaktu kita keluar berduaan.'(hal. 82)
Lalu dalam novel ini Dika juga memiliki seorang sahabat yang memiliki sifat hampir sama dengannya. Sahabatnya itu bernama Aldi, ia bersahabat sejak mereka duduk di bangku SMP. Aldi memiliki sifat dungu terhadap wanita. Aldi dungu bukan seperti dungu yang berarti bodoh, melainkan dungu dalam menarik perhatian wanita. Hal ini dibuktikan pada kutipan berikut.
'Aldi memng dongo, tetapi bukan berarti dia bertindak seperti idiot yang ngeces-ngeces, dan lari berkeliaran pukul dua pagi buat ngubek-ngubek comberan. Dia dongo dalam hal mencoba menarik perhatian Widya. Dia bahkan tidak tahu gimana cara kenalan yang baik dan benar dengan Widya.'(hal. 1)
Jika Raditya Dika membicarakan kisah cintanya ketika masa sekolah, maka Sekolah akan menjadi tempat yang penuh dengan kisah kasih yang paling berkesan dalam hidupnya. Mulai dari SMP nya sampai sekolahnya Ketika SMA yang menjadi salah satu saksi bisu kisah dari seorang Raditya Dika. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya bagian-bagian cerita yang terjadi sekolahnya seperti pada kutipan berikut ini.
 'Di dalam kelas 2 SMP Tarakanita ini gue bahkan belum membuka ayam goreng yang gue beli di kantin.'(hal. 18)
'Di caturwulan pertama kelas 2 SMA, gue jatuh cinta.'(hal. 59)
Lalu rumah Dika juga menjadi tempat yang paling penting yang memiliki banyak peristiwa yang terjadi dalam novel ini. Rumah ini menjadi saksi dari beberapa peristiwa seperti ketika Aldi menginap di rumah Dika saat mereka menelpon Widya, saat si kembar Nina dan Nini datang terus-menerus ke rumah Dika, dan masih banyak lagi. Salah satu yang menjadi bukti dari hal ini adalah kutipan dari bab Dabel Trabelsebagai berikut.