Haroa dan Perpaduan Islam serta Budaya Lokal
Menariknya, haroa adalah salah satu contoh perpaduan antara Islam dan budaya lokal yang harmonis. Meski terdengar seperti ritual lokal, nilai-nilai haroa sangat mencerminkan keislaman. Islam di Buton diserap ke dalam tradisi dan adat dengan cara yang tidak menghilangkan budaya asli, tetapi malah memperkaya dan memperdalamnya.
Beberapa orang mungkin melihat tradisi ini sebagai sekadar acara sosial, namun bagi masyarakat Buton, haroa adalah cara mereka menunjukkan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala berkah yang diberikan. Melalui haroa, masyarakat juga merasakan keterikatan spiritual yang kuat, karena dalam setiap doa dan prosesi, ada rasa khusyuk yang menyatukan mereka sebagai satu komunitas.
Pelestarian Haroa di Zaman Modern
Di era modern ini, tantangan untuk mempertahankan tradisi seperti haroa sangat nyata. Generasi muda, yang kini terpapar berbagai budaya global melalui media sosial, sering kali cenderung melupakan adat istiadat setempat. Namun, banyak tokoh adat dan agama di Buton yang berusaha menjaga haroa tetap hidup dengan menyelenggarakan acara-acara yang melibatkan anak muda.
Haroa adalah tradisi unik yang menjadi bukti bahwa Islam dapat hadir dan menyatu dengan budaya lokal secara damai dan harmonis. Haroa bukan hanya tentang doa bersama, tetapi juga tentang bagaimana masyarakat Buton menjaga tali persaudaraan, memperdalam keimanan, dan melestarikan identitas budaya. Di tengah perubahan zaman, haroa tetap menjadi simbol kekuatan tradisi dan agama yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Sumber:
TRADISI HAROA MASYARAKAT ISLAM BUTON SEBAGAI MEDIA RESOLUSI KONFLIK DALAM MENCIPTAKAN PERDAMAIAN UMAT SEKALIGUS MEDIA INTEGRASI ANTARA SUKU BANGSA. oleh Mahrudin
https://repositori.kemdikbud.go.id/10824/1/Haroa-Zakridatul-November
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H