Mohon tunggu...
Nur Rahmawati
Nur Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Life Long Learning

Penikmat Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Membuka Pintu Rejeki

20 September 2023   20:16 Diperbarui: 20 September 2023   21:20 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seisi rumah sudah hafal betul kebiasaan Nadia setiap hari Jum'at pagi. Anak bungsu dari tiga bersaudara itu rutin bersedekah Jum'at sejak ia duduk di bangku kelas satu Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kini ia sedang menempuh bangku kuliah dan tinggal jauh dari rumah, ia berada di perantauan dan tetap melakoni rutinitas Jum'at paginya.

"Masak menu apa tadi pagi nak..?" tanya ibunya di seberang sana lewat telepon.

"Nggak banyak Mah, Cuma nasi kuning dan telur dadar ditambah kering tempe serta sambal." Jawabnya

Untuk sedekah Jum'at pagi pada pekan ini Nadia memang berniat untuk memasak sendiri menunya karena tidak ada kesibukan kampus, jadwal kuliah sedang longgar dan tugas-tugas sudah ia kerjakan. Biasanya ia memesan sepuluh kotak nasi ayam di warung Bu Mien untuk dibagi-bagikan kepada para lansia maupun pemulung yang ditemuinya di pinggir jalan.

Kebiasaan sedekah pagi ini bukan tanpa sebab, ia masih teringat akan nasehat kakeknya semasa beliau masih hidup, bahwa sedekah adalah salah satu cara pembuka pintu rejeki. Alasan itulah yang diyakininya hingga kini dan manfaatnya sangat luar biasa, datangnya rejeki terkadang dari arah yang tak pernah ia sangka.

Pernah suatu ketika, ia lupa membawa dompet waktu belanja di swalayan dekat kampusnya, Nadia kebingungan menyadari bahwa dompetnya tidak ada di tas, dan otomatis dia tidak bisa membayar belanjaannya. Melihat kondisi Nadia yang demikian, wanita paruh baya yang mengantri di belakangnya berbaik hati menawarkan diri untuk membayari belanjaannya. Nadia tidak mengenal wanita tersebut dan ingin menolak tawarannya, akan tetapi ia juga bingung bagaimana harus membayar belanjaannya.

Di saat yang bersamaan, wanita tersebut malah tersenyum ke kasir dan bilang "Mba, sekalian sama belanjaan yang ini ya." Ucap wanita tersebut sambil menunjuk kresek belanjaan Nadia.

Dalam hati Nadia membatin "adakah yang bisa ia bantu untuk membayar hutang budi sekaligus hutang uang kepada wanita tersebut?" tapi ternyata wanita tersebut tidak mengharapkan balasan apa-apa. Ia hanya senang membantu orang yang sedang kesusahan, dan kebetulan hari itu ia bertemu Nadia, gadis yang sudah lama dicari-carinya karena kedermawanannya membagikan nasi kotak kepada para lansia dan pemulung setiap Jum'at pagi. Ia tertarik dengan rutinitas sedekah itu, dan ingin mengajak Nadia kerjasama agar lebih banyak lagi orang yang merasakan manfaat aksi sosial yang biasa dilakukan oleh Nadia.

Nadia pun tidak keberatan dengan rencana wanita tersebut. Ia menyadari bahwa hidup di dunia ini terlalu rugi untuk tidak menebar manfaat bagi sesama.[*]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun