Pada dasarnya menjadi seorang dosen merupakan pekerjaan yang mulia, mengabdi kepada negara untuk mendidik dan menciptakan murid-murid yang berprestasi, berilmu dan berakhlak baik (mulia).Â
Namun, menjadi seorang dosen juga bukanlah perkara yang mudah, mereka haruslah pintar dalam membuat metode pembelajaran di kelas jadi menyenangkan dan tidak membuat para mahasiswa bosan saat mengikuti pembelajarannya.
Selain itu dosen juga harus kreatif dan inovatif. Seorang dosen harus tahu bagaimana cara agar membuat para mahasiswa semangat dalam belajar.Â
Melalui pendekatan kepada mahasiswa, bukan tidak mungkin seorang dosen dan mahasiswanya akan seperti temannya sendiri dan itu akan menimbulkan rasa kenyamanan dalam belajar dan mengajar.
Namun, seorang mahasiswa harus tahu batasannya mereka juga harus tetap menghormati dan menghargai dosen tersebut. Selain itu, dosen juga dihadapkan dengan berbagai macam karakter mahasiswa yang berbeda-beda dalam proses memahami mata pelajaran yang disampaikan oleh dosen.
Baca juga : Dampak Siswa Dalam Penggunaan Gadget pada Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19
Seperti halnya yang saya alami sekarang, saat menempuh pendidikan di universitas Islam Negeri Malang, jurusan manajemen pada mata pelajaran kewarganegaraan.
Saya diajar oleh seorang dosen yang bernama Pak Edi Purwanto. saat awal pertemuan saja beliau telah memberikan kesan yang menyenangkan, dengan berpura-pura memperkenalkan diri sebagai mahasiswa tingkat akhir, dan kami pun percaya.
Saat itu beliau memberikan sebuah tantangan kepada kami,untuk memperkenalakan diri dan kelebihan apa yang ada didalam diri kami masing-masing.Â
Baik sisi positif sifat kami dan prestasi yang pernah diraih sewaktu SMA. Namun penyamaran itu, tidak berlangsung lama karena salah seorang diantara kelas saya mengenal wajah beliau, akhirnya beliau pun mengakui.
Selain itu, cara mengajar beliau pun sangat bervariasi dan menyenangkan sehingga membuat kami tidak bosan di jam pelajaran beliau.