Mohon tunggu...
Nurrahman Fadholi
Nurrahman Fadholi Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa, pengajar, penulis

Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Terbuka Yogyakarta dan pengajar Bahasa Inggris

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sebelum Dito Ariotedjo, Wahid Hasyim dan Supeno Pernah Menjadi Menteri di Usia 30 Tahun

4 April 2023   05:00 Diperbarui: 4 April 2023   11:48 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 3 April 2023, Presiden Joko Widodo melantik Dito Ariotedjo sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga yang baru menggantikan Zainudin Amali yang telah mengundurkan diri sejak 13 Maret 2023. Saat dilantik, Dito merupakan menteri termuda yang dilantik pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Pasalnya, usia Dito masih menginjak 32 tahun saat dilantik sebagai Menpora. Namun, bukan hanya kali ini saja Republik Indonesia memiliki menteri yang masih berusia muda.

Sejak Republik Indonesia dinyatakan merdeka pada 17 Agustus 1945, terdapat dua menteri yang masih berusia muda, yaitu Wahid Hasyim dan Supeno. Wahid Hasyim merupakan Menteri Agama pertama yang menjabat pada 30 September hingga 14 November 1945. Ia juga merupakan ayah dari presiden Republik Indonesia keempat, Abdurrahman Wahid dan putra dari pendiri organisasi Islam Nahdlatul Ulama, Hasyim Asy'ari. Saat menjabat sebagai Menteri Agama, Wahid Hasyim berusia 31 tahun.

Supeno merupakan Menteri Pembangunan dan Pemuda kedua yang menjabat pada 29 Januari 1948 hingga 24 Februari 1949. Jabatan kementerian yang ditempati oleh Supeno saat ini bernama Menteri Pemuda dan Olahraga. Saat menjabat sebagai Menteri Pembangunan dan Pemuda, Supeno berusia 32 tahun. Saat menjadi menteri, ia juga melakukan geriliya seperti halnya yang dilakukan oleh Jenderal Soedirman. Karena saat menjadi menteri, negara Republik Indonesia sedang dalam keadaan kembali dijajah oleh pasukan tentara Belanda. Hingga akhirnya ia wafat pada 24 Februari 1949 di Desa Ganter, Dukuh Ngliman, Nganjuk, Jawa Timur setelah pelipisnya ditembak oleh salah satu tentara Belanda. Ia wafat saat menjabat sebagai menteri pada usia yang sama saat dilantik sebagai menteri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun