Mohon tunggu...
Nur Rachma Saidha
Nur Rachma Saidha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendidikan Sarjana Keperawatan Universitas Airlangga

Halo, semuanya! Perkenalkan nama saya Nur Rachma Saidha dan biasa dipanggil Saidha. Saat ini saya adalah mahasiswi semester 2 Pendidikan Sarjana Keperawatan Universitas Airlangga. Saya berharap tulisan saya ini dapat berguna bagi banyak masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Gambaran Perilaku Primordialisme Pada Mahasiswa

12 Juni 2022   20:55 Diperbarui: 13 Juni 2022   02:19 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, primordialisme adalah pandangan seseorang yang memegang teguh hal-hal yang dibawa semenjak lahir, berupa tradisi, adat istiadat, kepercayaan, dan segala sesuatu yang terdapat di lingkungan pertamanya.

Primordialisme merupakan suatu perasaan yang dimiliki suatu individu, dalam kehidupan sosial individu tersebut menjunjung tinggi nilai-nilai, norma, dan kebiasaan-kebiasaan yang bersumber dari etnik, ras, tradisi, dan kebudayaan yang dibawa seseorang sejak lahir. Primordialisme berpengaruh pada pola perilaku seseorang dalam kehidupan sosial. Primordialisme menyebabkan seseorang memiliki hasrat menjunjung tinggi dan memiliki rasa kesetiaan yang berlebihan terhadap kebudayaannya. Kesetiaan yang terlampau tinggi akan mengancam intregasi bangsa itu sendiri. Hal tersebut akan mengurangi loyalitas dari warga negara yang membuat kedaulatan negara menjadi terancam.

Clifford Geertz (1963), mengungkapkan bahwa suatu negara berdiri atas persamaan nasib. Sedangkan, bangsa berdiri atas sekelompok orang yang memiliki keinginan untuk bersatu serta adanya persamaan sejarah. Bangsa berdiri atas berbagai macam kelompok primordial yang berbeda. Hal ini menjadi dasar bagi mereka yang memiliki kesetiaan primordial untuk berhadapan dengan kelompok lain. Masalah yang timbul akibat hal tersebut adalah munculnya fenomena kelompok masyarakat yang menyatukan perbedaan dalam bangsa.

Apabila sesorang tidak bisa menyesuaikan diri dengan keadaan masyarakat yang beragam budaya atau multikultur, maka perlu diwaspadai sikap primordialisme yang akan muncul dan menimbulkan konflik sosial antar individu yang dapat memecah belah kesatuan dan persatuan, kerukunan, kenyamanan, dan keamanan masyarakat.

Masyarakat Indonesia memiliki latar belakang dan memegang ikatan yang berbeda – beda. Oleh karena itu, konsep nilai – nilai primordialisme telah melekat pada diri seseorang. Setiap masyarakat akan merasa nyaman jika berada dengan orang yang memiliki latar belakang sama. Masyarakat cenderung lebih mempercayai orang – orang dari latar belakang dan ikatan yang sama, sehingga jika mereka terdapat atau berada dalam lingkungan dengan latar belakang berbeda akan timbul rasa tidak aman karena mereka merasa ada ancaman terhadap identitas mereka. Orang yang memiliki sikap primordialisme akan kesulitan untuk berinteraksi dengan individu lain. Perilaku primordialisme sangat berpengaruh terhadap pendirian nilai persatuan dan gaya hidup yang seimbang antar masyarakat.

Masyarakat yang menganut nilai-nilai primordialisme dapat memperkuat kelompok sosial dalam mengahadapi ancaman dari luar. Selain itu, penganut primordialisme dapat membantu untuk menjaga dan melestarikan kekayaan budaya bangsa. Namun, ada kalanya sikap primordialisme memicu konflik antar kelompok. Timbulnya konflik berasal dari perbedaan latar belakang dan kurangnya toleransi, hal ini dapat menyebabkan permusuhan antar masyarakat dalam bangsa.

Dalam lingkungan kampus, terdapat mahasiswa dari berbagai etnis  dan suku yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Keberagaman ini memiliki potensi yang dapat mempengaruhi kehidupan sosial mahasiswa, yaitu hubungan antar individu dan kelompok. Hubungan tersebut dapat berupa sikap toleran dan sikap intoleran kepada sesama mahasiswa dengan perbedaan. Namun, mahasiswa cenderung dependensi dengan kelompoknya sendiri dan menyebabkan sikap acuh tidak acuh terhadap lingkungan sekitar dan menjadi pribadi yang egosentris.  Kampus sebagai wadah sekaligus tempat kegiatan belajar mengajar harus memiliki strategi  dalam pendidikan multikultural. Kampus perlu memberikan wawasan, pengetahuan, dan pemahaman atas sikap dan tindakan mengenai primordialisme dan penjabaran atas perbedaan dan persamaan setiap peserta didik terkait etnis, suku, agama, dan sebagainya.

Sebagai mahasiswa, saya memiliki saran untuk generasi muda agar lebih semangat dan antusias dalam melakukan reprentasi pencegahan primordialisme. Mahasiswa juga harus memiliki kesadaran diri untuk menganggap perbedaan etnis, agama, ras, dan lainnya sebagai kekayaan budaya dan ciri khas Bangsa Indonesia yang dapat dibanggakan. Selain itu, kampus dan dosen dapat berperan sebagai wadah dalam hal ini dan menjadi pembimbing yang baik bagi para mahasiswa.

Referensi :

Maarif, Syamsul Dwi. 2021. Apa Itu Primordialisme, Pengertian, dan Ciri-cirinya? https://tirto.id/gdZj.

Yusnaini. Yanti, Mery. Kurniawan, Rudy. 2018. Toleransi Antar Kelompok Etnis Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sriwijaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun