AIESEC didirikan pada tahun 1948, selama Perang Dunia II, oleh tujuh anak muda dari tujuh negara berbeda dengan tujuan membina pemahaman lintas budaya. Organisasi bertujuan untuk membuat perbedaan di dunia satu orang dan satu magang pada satu waktu.
AIESEC adalah platform global yang memungkinkan kaum muda untuk menemukan dan mengembangkan potensi kepemimpinan anak muda di seluruh dunia. Organisasi ini adalah organisasi nirlaba non-partisan yang dijalankan oleh mahasiswa dan alumni baru dari institusi pendidikan tinggi (universitas). Anggota AIESEC atau yang biasa disebut dengan "AIESECers" adalah pemuda-pemuda yang sangat bersemangat tentang isu-isu global, kepemimpinan, dan manajemen. AIESEC tidak membeda-bedakan berdasarkan ras, jenis kelamin, orientasi seksual, agama, atau asal kebangsaan/sosial.
Sejak didirikan, organisasi ini telah melibatkan dan mengembangkan lebih dari 1.000.000 anak muda melalui pengalaman AIESEC. Alumninya banyak yang berkecimpungan di dunia bisnis, organisasi non-pemerintah, dan pemimpin dunia, bahkan salah satunya ada adalah penerima Nobel Peace Prize, yaitu Martti Ahtisaari dari AIESEC in Finland. Sampai tahun 2020 AIESEC telah hadir di 50 negara dan di enam benua. Hingga saat ini, di tahun 2023, sekitar 40.000 anak muda dari seluruh dunia telah terlibat dalam program pengembangan kepemimpinan. Untuk pertama kalinya, AIESEC memberikan 10.000 pengalaman dalam satu tahun pada tahun 2010. Sekitar 230.000 pengalaman kini telah ditawarkan, yang semuanya dimediasi oleh young for youth.
AIESEC di Indonesia sendiri sudah mempunyai 26 local chapter (LC) yang tersebar di pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Sulawesi. Selama 20 tahun belakangan, seluruh LC ini sudah menjadi wadah bagi para pemuda di Indonesia untuk mendapatkan international exposure dan cross-cultural understanding. Di tahun 2022, AIESEC in Indonesia telah memberikan sekitar 39.000 pemuda pengalaman kepemimpinan (leadership experience) melalui platform global yang organisasi ini punya. Bahkan, AIESEC in Indonesia juga mengajak pemuda Indonesia bersama-sama untuk mewujudkan Sustainable Development Goals atau SDGs yang dinisiasikan oleh United Nations (UN).
 Ada banyak sekali opportunity yang ditawarkan oleh AIESEC in Indonesia kepada para pemuda untuk melakukan komunikasi lintas budaya, beberapa diantaranya yang populer adalah:
Global Volunteer
Global Volunteer adalah salah satu program populer oleh AIESEC in Indonesia yang mengajak seluruh pemuda di Indonesia untuk melakukan kegiatan sukarelawan di luar negeri selama enam minggu. Melalui Global Volunteer, pemuda Indonesia berkesempatan untuk berbakti kepada masyarakat global dengan melakukan kegiatan yang berlandaskan Sustainable Development Goals. Selain itu, pemuda Indonesia didorong untuk beradaptasi dengan lingkungan dan budaya di sekitar negara tujuan atau host country.
Â
Salah satu Exchange Participant (EP) yang melakukan Global Volunteer adalah Aya Agidasyahna dari Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta. Aya melakukan kegiatan Global Volunteer di Thailand pada tahun 2019 bersama kakaknya. Project yang ia lakukan adalah kegiatan mengajar yang membawa Sustainable Development Goals nomor 4 yaitu Quality Education di salah satu desa pedalaman di Thailand.Â
Selama enam minggu di Thailand, Aya belajar banyak sekali mengalami tantangan lintas budaya yang dihadapi, salah satunya adalah perbedaan bahasa. Aya mengaku bahwa yang bisa ia ajak berbicara bahasa Inggris hanyalah anggota dari AIESEC in Thailand yang menemaninya selama di desa, selebih itu ia harus belajar kosakata dasar bahasa Thailand untuk berkomunikasi dengan anak-anak desa tempat ia mengajar karena terbatasnya internet sehingga ia tidak bisa menggunakan teknologi translate.
Namun tidak hanya tantangan yang Aya dapatkan, tetapi juga pengetahuan baru seperti persamaan serta perbedaan budaya Indonesia dan Thailand. Aya baru mengetahui bahwa masyarakat Thailand juga sering mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok, tetapi bedanya adalah mereka lebih memfavoritkan nasi ketan dibanding nasi biasa.
Selama Global Volunteer di Thailand, Aya bersyukur ia mendapatkan pengalaman cross-cultural yang diberikan oleh AIESEC in Indonesia dan AIESEC in Thailand.
Global Leadership Class
Global Leadership Class (GLC) adalah kegiatan di mana AIESEC di UPN "Veteran" Yogyakarta dan LC di luar negeri berkolaborasi untuk memastikan pengalaman keanggotaan dengan mengembangkan proyek berbasis pengajaran. Kegiatan ini melibatkan dan mengajarkan pemuda Indonesia tentang pengembangan kepemimpinan. Main event dari kegiatan ini adalah webinar internasional dua minggu yang akan mencakup sesi yang akan membangun keterampilan keras dan lunak serta memungkinkan delegasi untuk mengalami pembelajaran praktis dan pemahaman lintas budaya. Global Leadership Class percaya bahwa pemuda harus menjadi garda terdepan dalam perubahan global. Pemuda harus menyadari bahwa mereka adalah masa depan dunia, bahwa harapan dunia ada pada mereka. Oleh karena itu, setiap pemuda perlu mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin masa depan. Namun, banyak pemuda masih belum terarah dan sadar akan perannya bagi masa depan global.
Yang menarik dari kegiatan ini adalah GLC membawakan pembicara-pembicara dari AIESEC luar negeri. Pada GLC 6.0 Oxford, terdapat 10 pembicara yang berasal dari AIESEC Venezuela, Indonesia, Slovakia, United Kingdom, United States of America, Kanada, Yunani, Polandia, dan India. Seluruh pembicara ini membawakan sesi mengenai soft dan hard skill dalam bahasa Inggris.Â
Selain itu, pada hari terakhir dari GLC, diadakannya sebuah event bernama Global Village yang merupakan sebuah agenda untuk menampilkan sesuatu yang unik tentang negara mereka di sebuah forum di mana orang-orang dari berbagai negara berkumpul. Tujuan dari Global Village ini adalah memperkenalkan keunikan negara pembicara kepada peserta  dan begitupun sebaliknya, acara ini akan menambah pengetahuan tentang budaya luar dan dunia internasional.
"These past two weeks have been quite amazing to me. Personally, I liked this event a lot. I would very much recommend this event to my friends and relatives if there will be another series of GLC. It was also such a great experience for me as a student. I received tons of information about things outside Indonesia, other nations' cultures, and many more fun facts about life beyond my country. I'm very honored to meet the facilitators, they were so nice! Besides all the perks I got from this event, I also noticed that my inner abilities of public speaking, leadership, and English proficiency have improved so much better. Thank you GLC!" Â ucap salah satu peserta GLC 6.0 Oxford, Samuel Ferian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H