Mohon tunggu...
nurpuri pujiyanti
nurpuri pujiyanti Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

ilmu komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Content Creators dengan Tantangan yang Dihadapi

10 Juli 2021   09:56 Diperbarui: 10 Juli 2021   10:07 1827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkenalkan nama saya Nur Puri Pujiyanti seorang Mahasiswa aktif di Perguruan Tinggi Swasta di Yogjakarta Universitas Ahmad Dahlan.Dalam artikel saya ini ingin menjelaskan sudut pandang saya sebagai content creator.

Content creator adalah profesi yg mengharuskan menguasai berbagai macam skills,dimana kita harus bisa memotret,menulis,membuat content yang menarik,dan bisa bekerja sama dengan berbagai pihak.Media yang digunakan oleh content creator juga sangat beragam dari blogger,youtuber,tiktoker,instagremer,dan lain sebagainya.Untuk membuat sebuah content biasanya seorang content creator memiliki tugas untuk mengumpulkan ide, data dan melakukan riset dan membuat konsep yang menarik dan mengedukasi agar hasilnya dapat dinikmati oleh penontonnya. Seorang content creator biasanya akan selalu up date terhadap apa saja yang sedang happening saat ini, karena ini bisa menjadi refrensi materi bagi mereka dan menginovasi bagi content yang akan dibuat. Dengan begitu content yang kita buat akan lebih menarik netizen dan akhirnya banyak juga brand -- brand yang tertarik dengan hasil karya kita, dan ini bisa menjadi salah satu awal dari pekerjaan yang menghasilkan uang hanya dengan menjadi seorang content creator.

Awal pertama kali mencoba menjadi content creator ketika pandemi covid 19 yang mengharuskan dirumah banyaknya waktu luang bisa saya gunakan untuk lebih produktif dan menuangkan kreatifitas diplatform yg tersedia.Sebenarnya saya termasuk pengguna awal untuk plaform Tiktok, TikTok adalah aplikasi media sosial berupa video pendek yang dilengkapi dengan efek filter dan fitur backsound yang bisa dipilih sesuka hati kita. Bahkan aplikasi ini menjadi salah satu media mengekpresikan diri,hiburan,kampanye,belajar,sharing hobi,berita bahkan bisa buat branding dan marketing. Sebagai content creator saya lebih senang mengunggah content saya di TikTok, karena durasinya yang singkat,fiture yang ada membuat lebih menarik serta audiens yang berbeda juga.

Dari banyaknya manfaat yang diberikan kita harus bijak dalam menggunakanya jika tidak akan memberi dampak negatif. Meski begitu, enggak bisa dipungkiri kalau media sosial juga banyak mengandung konten beracun atau toxic yang bisa membuat kita risih atau enggak nyaman dan aman.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Banyak Konten Toxic di Media Sosial  Meski begitu, enggak bisa dipungkiri kalau media sosial juga banyak mengandung konten beracun atau toxic yang bisa membuat kita risih atau enggak nyaman dan aman.

Salah satu fitur di media sosial yang rentan konten beracun adalah kolom komentar yang jadi tempat orang-orang merasa bebas berkata apa saja. Enggak heran, kolom komentar bisa jadi menyakiti hari seseorang.

Sering dengan perkembangan media sosial, tayangan-tayangan sensitif hingga yang mengandung kekerasan semakin mudah dan marak bermunculan. Munculnya aplikasi TikTok dalam beberapa tahun belakangan pun membuat konten-konten tersebut lebih cepat tersebar dan dilihat banyak orang. Seperti yang baru saja terjadi pada pekan lalu, 7 September 2020, sebuah video yang menanyangkan adegan bunuh diri seorang pria asal Mississippi, Amerika Serikat, dengan menggunakan pistol, menyebar dengan cepat di aplikasi media sosial asal Tiongkok tersebut. Video yang awalnya tayang di Facebook itu dengan sangat cepat menyebar di TikTok, melebihi penyebarannya di Facebook. TikTok memiliki fitur yang berbeda dengan media sosial lain seperti Facebook dan Twitter. Facebook dan Twitter hanya akan menayangkan aktivitas dari akun yang sudah menjalin pertemanan di halaman utama setiap akun. Sebaliknya, TikTok akan menampilkan semua tayangan yang dianggap terkait dengan minat dan kebiasaan setiap akun selama menggunakan aplikasi tersebut. Fitur tayangan tanpa filter tersebut hadir di halaman For You Page. Tidak ada tayangan singkat, footage, atau thumbnail dari konten yang akan ditayangkan terlebih dulu. Dengan begitu, ketika menggeser layar, video apa pun akan otomatis terputar tanpa ada peringatan. Selain itu, berbagai konten sensitif lain juga dapat dengan mudah diakses secara sengaja. Melalui pencarian konten menggunakan tagar, konten-konten sensitif akan bermunculan tanpa adanya penyaringan berarti. Salah satu contoh konten sensitif yang membanjiri TikTok ialah video mengenai perilaku kelainan makan atau anoreksia. Video banyak orang yang mempraktikkan sikap anoreksia dapat dengan mudah ditemui hanya dengan mengetik tagar #flatstomach. Begitu juga dengan konten sensitif lainnya, yang berbau seksual atau pelecehan. Para pengguna TikTok juga kerap memunculkan tantangan atau permainan yang membahayakan. Terbaru yang sempat viral, muncul tantangan bernama Benadryl Challenge. Para remaja pengguna TikTok saling menantang untuk mengonsumsi obat Benadryl yang berfungsi untuk mengatasi alergi tersebut. Mengonsumsi Benadryl dalam jumlah besar diklaim dapat membuat seseorang menjadi mabuk. Namun, tantangan itu sudah terbukti membahayakan. Seorang remaja berusia 15 tahun asal Oklahoma, AS, meninggal karena overdosis obat setelah mengikuti Benadryl Challenge. Ketidakseriusan TikTok dalam berupaya menayangkan konten-konten yang sehat itu mendapat kecaman dari banyak kalangan di dunia. Salah satunya dari Perdana Menteri Australia Scott Morrison. Morrison mengatakan bahwa Australia tidak akan tinggal diam melihat adanya perusahaan media sosial yang tidak bertanggung jawab. "Anda bertanggung jawab memastikan produk Anda tidak membahayakan rakyat Australia," ujar Morrison, seperti dilansir ailytelegraph.co.au.
Tips bersosial media yg baik

Jangan Asal Posting Konten
Sadari betul bahwa akun medsos kamu bisa dilihat secara publik, termasuk semua postingan di dalamnya. Oleh karena itu, kamu harus lebih bijak dalam memilih konten-konten sebelum diunggah di media sosial. Meski pun platform media sosial saat ini punya fitur privasi yang bisa kamu atur, namun tak ada salahnya menggunakan media sosial dengan lebih baik dan bermanfaat sehingga tidak menyinggung pihak lain.

Tak Perlu Detail Mencantumkan Informasi
Di era digital yang semakin canggih, semakin canggih pula kejahatan siber. Dalam akun media sosial, jangan pernah mencantumkan informasi pribadi yang detailkarena kita tidak pernah tahu ancaman-ancaman apa yang sedang mengintai. Protect your privacy!

Jaga Etika
Media sosial memang memberikan kebebasan bagi para penggunanya, tetapi bukan berarti bebas pula dalam beretika. Jaga selalu etika, sopan santun, dan selalu bersikap respect kepada teman atau orang-orang yang terkoneksi di akun media sosial kita. Hindari penggunaan kata-kata kasar atau yang mengandung unsur SARA. Hormatilah orang lain sebagaimana kita ingin dihormati.

Selalu Waspada dan Jangan Langsung Percaya
Akan selalu ada limpahan informasi atau orang-orang tak bertanggung jawab yang wara-wiri di media sosial. Kalau sudah begini, kamu harus mawas diri dalam menyaring informasi-informasi yang tersebar. Waspadai pula pengguna-pengguna tak dikenal yang tiba-tiba mengirim pesan tanpa maksud dan tujuan yang jelas untuk mencegah terjadinya penipuan atau hal-hal lain yang tak diinginkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun