"Kami menyarankan masyarakat untuk mengonsumsi tea bag ini dengan cara diseduh menggunakan air hangat dan ditambahkan gula atau madu sesuai selera. Kemudian, tunggu teh hingga dingin. Lalu teh siap untuk disajikan. Tea bag telang dan kemangi dapat dikonsumsi dua kali seminggu," tambah Filah.
Selain sesi demontrasi, dalam acara penyuluhan tersebut juga terdapat sesi pemaparan materi dan diskusi yang membahas mengenai peluang dan tantangan inovasi herbal oleh dosen universitas Airlangga yang ahli di bidangnya.
 Warga lokal sangat antusias dengan sesi tersebut. Terdapat beberapa tanaman herbal yang terdapat pada daerah tersebut yang sering dikonsumsi warga lokal, tetapi masih belum banyak dikaji secara ilmiah, salah satunya adalah tanaman galing-galing.
Tujuan diadakannya sesi pemateri dan diskusi oleh dosen Universitas Airlangga, adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai manfaat dan efek samping yang ditimbulkan dari konsumsi tanaman herbal. Sehingga, masyarakat menjadi lebih bijak dalam mengonsumsi sesuatu agar sesuai dengan dosis dan takaran yang tepat.
"Melalui program ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam membangun pertumbuhan ekonomi, khususnya di RW 4 Sukomanunggal. Dengan adanya ide bisnis baru yang dapat diadopsi oleh masyarakat setempat, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka," tutupnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H