Mohon tunggu...
Nur Patimah
Nur Patimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1

NIM: 43221120052 | Program Studi: Sarjana Akuntansi | Fakultas: Ekonomi dan Bisnis | Jurusan: Akuntansi | Universitas: Universitas Mercu Buana | Dosen: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Makna Kepemimpinan Semiotik & Hermeneutis Semar

2 November 2024   01:48 Diperbarui: 2 November 2024   01:48 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ora Wegah: Ajaran ini menekankan pentingnya sikap tidak malas dan selalu siap untuk bekerja. Kita diajarkan untuk tidak memilih-milih pekerjaan dan selalu berusaha menyelesaikan tugas yang diberikan. Sikap "Ora Wegah" ini juga dikaitkan dengan kesediaan untuk menerima segala kondisi dan situasi yang ada.

Sikap mental "Papan Empan Adepan" merupakan hasil dari penerapan ketiga ajaran di atas. Sikap ini berarti siap menerima segala keadaan dengan lapang dada, baik itu suka maupun duka. Dengan kata lain, kita selalu siap untuk menghadapi apapun yang terjadi dengan kalimat "Saiki, Neng Kene, Ngene, Aku Gelem" yang artinya "Sekarang, di sini, begini, aku rela".

Modul Prof Apollo
Modul Prof Apollo

1. Ajaran MKG (Manunggaling Kawula Gusti): Kesatuan Manusia dan Tuhan

Ajaran ini menekankan pentingnya menyatukan diri dengan Tuhan. Konsep ini menggambarkan upaya manusia untuk mencapai kesadaran spiritual yang tinggi, di mana batas antara manusia dan Tuhan menjadi kabur. Dalam konteks kepemimpinan, ajaran ini mengajarkan pemimpin untuk selalu mengingat bahwa dirinya adalah bagian dari alam semesta yang lebih besar dan harus bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan. Dengan demikian, pemimpin akan lebih bijaksana dan adil dalam mengambil keputusan.

2. Ajaran Sangkan Paraning Dumadi: Siklus Kehidupan

Ajaran ini menjelaskan tentang siklus kehidupan manusia, mulai dari asal-usul, kehidupan di dunia, hingga kematian. Semar mengajarkan bahwa hidup di dunia hanyalah sementara dan kita harus selalu ingat akan tujuan akhir kita. Konsep ini dapat dihubungkan dengan siklus alam, di mana segala sesuatu mengalami perubahan dan kematian. Bagi seorang pemimpin, ajaran ini mengingatkan bahwa kekuasaan dan jabatan hanyalah sementara dan yang terpenting adalah meninggalkan warisan yang baik.

3. Ajaran Kasedan Jati: Menjauhi Perbuatan Buruk

Ajaran ini menekankan pentingnya menghindari perbuatan buruk atau dosa. Melalui ajaran ini, Semar mengajarkan tentang pentingnya memiliki moral yang tinggi dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai kebenaran. Bagi seorang pemimpin, ajaran ini menjadi dasar penting dalam menjalankan kepemimpinannya, yaitu dengan selalu bertindak jujur, adil, dan bertanggung jawab.

4. Ajaran Memayu Hayuning Bawana: Memelihara Kehidupan

Ajaran ini merupakan inti dari ajaran kepemimpinan Semar. Ajaran ini mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan alam dan kehidupan manusia. Seorang pemimpin harus mampu memelihara keseimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan bersama. Konsep "memayu hayuning bawana" mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari menjaga lingkungan, melestarikan budaya, hingga membangun masyarakat yang adil dan sejahtera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun