konsep kepemimpinan yang diilhami oleh tokoh pewayangan Jawa, Semar. Konsep ini dijelaskan melalui tiga doktrin ajaran Semar, yaitu:
Ojo Dumeh: Ajaran ini menekankan pentingnya untuk tidak sombong atau merasa lebih tinggi dari orang lain. Kita harus selalu ingat bahwa kita semua sama di mata Tuhan dan tidak ada yang lebih unggul dari yang lain.
Eling: Ajaran ini menyuruh kita untuk selalu ingat akan Tuhan, asal usul, kematian, dan segala hal yang berkaitan dengan kehidupan. Dengan selalu ingat akan hal-hal ini, kita akan lebih bijaksana dalam bertindak dan tidak terlena oleh duniawi.
Waspada: Ajaran ini menekankan pentingnya kehati-hatian dan ketelitian dalam segala hal. Seorang pemimpin harus selalu waspada terhadap segala kemungkinan dan mampu mengambil keputusan yang tepat.
"Eling lan waspada" merupakan inti dari ajaran Semar. Artinya, seorang pemimpin harus mampu untuk selalu ingat dan waspada; teliti mampu menguasai ilmu weruh sadurung winarah (ilmu yang didapat sebelum mengalami). Selain tiga doktrin di atas, ada beberapa kata kunci lainnya seperti Aja Dumeh, Aja Gumunan, Aja Kagetan, dan Bisa Rumangsa. Semua kata kunci ini memiliki makna yang saling berkaitan dan menekankan pentingnya sikap rendah hati, bijaksana, dan selalu belajar.
Mengapa ajaran-ajaran ini penting? Karena hidup manusia terdiri dari tiga hal utama: wirya (kekuatan), arto (kekayaan), dan winasis (ilmu pengetahuan). Jika salah satu dari ketiga hal ini tidak seimbang, maka hidup kita tidak akan bahagia. Oleh karena itu, kita perlu menjaga keseimbangan antara ketiga hal tersebut dengan cara selalu ingat akan Tuhan, rendah hati, dan bijaksana.Â
Terdapat tiga doktrin atau ajaran utama yang dianut oleh tokoh pewayangan Jawa, Semar, sebagai acuan sikap mental dan jiwa. Ketiga ajaran ini adalah:
Tadah: Ajaran ini menekankan pentingnya sikap pasrah dan menerima segala keadaan yang diberikan oleh Tuhan. Kita diajarkan untuk tidak bergantung pada materi atau hal duniawi lainnya, melainkan selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan. Dengan kata lain, "Tadah" berarti menyerahkan segala urusan kepada Tuhan dan selalu merasa cukup dengan apa yang kita miliki.
Pradah: Ajaran ini mengajarkan kita untuk selalu berbuat baik kepada sesama tanpa mengharapkan imbalan. Sikap "Pradah" ini meliputi pemberian materi, pikiran positif, atau bahkan hanya sekedar senyuman. Dengan memberikan tanpa pamrih, kita akan merasakan kebahagiaan dan kepuasan batin.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!