MURAL SEBAGAI MEDIA MELESTARIKAN BUDAYA LITERASI DI KELURAHAN JAMIKA RW 06 KOTA BANDUNG
Ditulis oleh: Nurpan Affandi
Kelompok 46 KKN Tematik
Program Studi Departemen Pendidikan Seni Rupa
Fakultas Pendidikan Seni dan Desain
Universitas Pendidikan Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) selaku universitas negeri di Indonesia melalui lembaga pelatihan dan pengembagan masyarakat setiap tahunnya selalu mengadakan kegiatan KKN sebagai langkah untuk melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Dan pada tahun 2021 ini UPI menyelenggarakan KKN tematik atau KKN gelombang 2 yang bertemakan "mengembangkan literasi ( literasi baca dan tulis, numerasi, sains, digital, finansial, budaya dan kewargaan) dan Rekognisi Merdeka Belajar Kampus Merdea-Pusat Prestasi Nasional".
Sehubungan dengan tema tersebut, saya Nurpan Afandi mahasiswa Pendidikan Seni Rupa sebagai peserta kegiatan KKN Tematik UPI, saya membuat program dengan mengambil sub tema Litersi Budaya dan Kewargaan. Lokasi tempat saya melaksanakan KKN yaitu di SDN 251 Jamika dan di kelurahan Jamika Rw. 06.
Kita tentu sadar, literasi punya cakupan yang sangat luas dalam pengertiannya. Literasi bukan bakat. Ia adalah keterampilan yang perlu dilatih.
Literasi budaya merupakan kemampuan dalam memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa. Sementara itu, literasi kewargaan adalah kemampuan dalam memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara.
Dengan demikian, literasi budaya dan kewargaan merupakan kemampuan individu dan masyarakat dalam bersikap terhadap lingkungan sosialnya sebagai bagian dari suatu budaya dan bangsa.
Keterampilan literasi ini menjadi hal yang penting untuk dikuasai di abad ke-21. Indonesia memiliki beragam suku bangsa, bahasa, kebiasaan, adat istiadat, kepercayaan, dan lapisan sosial.
Sebagai bagian dari dunia, Indonesia pun turut terlibat dalam kancah perkembangan dan perubahan global. Oleh karena itu, kemampuan untuk menerima dan beradaptasi, serta bersikap secara bijaksana atas keberagaman ini menjadi sesuatu yang mutlak.
Maka dari itu, saya menggunakan media mural (lukis dinding) sebagai salah satu cara untuk melestarikan literasi budaya agar lebih mudah dipahami dan memberikan informasi secara visual dan menarik. Judul yang saya gunakan kedalam mural tersebut adalah literasi membaca dan pelestarian bahasa Sunda.
Saat ini, generasi muda tepatnya di Kota Bandung banyak yang kurang memahami aksara sunda, padahal aksara sunda adalah salah satu warisan Jawa Barat yang mestinya kita lestarikan.
Lokasi mural tersebut terletak di gang H. Satibi RW 06 Kelurahan Jamika. Proses pembuatan mural tersebut dibantu oleh rekan KKN saya dari kelompok 46 beserta karang taruna Kelurahan Jamika.
Antusias warga RW 06 Kelurahan Jamika sangat memberikan respon positif terhadap kegiatan mural tersebut. Menurut salah satu warga di daerah tersebut kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat positif, karena dapat memberikan edukasi mengenai literasi membaca dan aksara sunda kepada masyarakat yang lewat disepanjang gang tersebut. Dengan media mural dapat lebih mudah dipahami dan memberikan kesan indah di gang tersebut.
Semoga mural dengan judul literasi membaca dan bahasa Sunda tersebut dapat memberikan manfaat kepada masyarakat di Kelurahan Jamika dan dapat menjadi salah satu cara untuk melestarikan salah satu budaya Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H