Mohon tunggu...
Nur Nadya Yasmin Maqdis
Nur Nadya Yasmin Maqdis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jadi Perantau, Homesick Jangan Dibuat Galau

17 Desember 2023   18:05 Diperbarui: 17 Desember 2023   19:08 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

          Mahasiswa yang merantau, pasti tahu bagaimana rasanya homesick. Entah rindu rumah, rindu masakan mama, rindu bahas isu terkini dengan papa, rindu bertengkar dengan kakak/adek, atau rindu berisiknya nyinyiran tetangga. 

      Homesick merupakan rasa kehilangan dalam diri individu pada kampung halamannya yang disebabkan karena pemisahan individu dengan rumah. Umumnya dirasakan oleh orang yang merantau atau yang mencoba untuk hidup mandiri di kota orang. Apakah homesick wajar? Tentu saja hal itu wajar terjadi. Kamu tidak perlu merasa khawatir karena homesick akan terjadi secara sementara. Namun, jangan biarkan hal ini sampai berdampak negatif bagi kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis. 

      Apa saja sih ciri-ciri ketika mengalami homesick?

1. Rasa gelisah dan cemas

             Perasaan ini timbul dikarenakan perasaan rindu dengan kampung halaman yang tidak bisa tersalurkan. Perasaan rindu sendiri dapat terjadi karena berada di lokasi yang baru, budaya yang baru, atau rutinitas yang baru. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya perasaan gelisah dan cemas.

2. Perubahan suasana hati secara cepat atau moody

             Moody menjadi salah satu ciri mengalami homesick karena ketika melakukan kegiatan di siang hari yang mana kita bertemu dengan teman-teman dapat menghilangkan sejenak perasaan homesick, tapi malam harinya, bisa saja kita menangis tersedu-sedu karena perasaan sepi yang menimbulkan perasaan homesick tersebut muncul kembali.

3. Sulit berkonsentrasi

            Perasaan yang tidak menentu dapat membuat konsentrasi menjadi sulit, karena pikiran kita yang entah melayang kemana-mana. Hal inilah yang membuat kita tidak tahu harus melakukan apa.

4. Sulit tidur

            Ketika homesick biasanya isi pikiran sangatlah berisik, hal inilah yang dapat menyebabkan seseorang sulit tidur.

5. Kesepian

            Ketika sendirian atau kesepian hal yang sering dilakukan adalah bermain handphone, tapi terkadang hal yang kita lakukan ketika sendirian yaitu melamun. Nah, melamun inilah yang bisa menimbulkan pikiran tentang homesick. Oleh karena itu, ketika sendirian usahakanlah untuk tidak berlarut-larut dalam melamun agar tidak timbul perasaan homesick.

6. Mulai menyalahkan diri sendiri atau keadaan

            Sesuai pengalaman saya pribadi, biasanya mulai menyalahkan diri sendiri, "Kenapa saya harus berkuliah diluar kota?", "Kenapa tidak menuruti orang tua untuk tidak berkuliah diluar kota?".

            Kenapa ya homesick dapat terjadi? Apa saja sih penyebabnya? Faktor yang dapat menyebabkan homesick, diantaranya:

1. Perbedaan gaya hidup dan kebiasaan dilingkungan baru

             Tempat tinggal yang baru, mungkin saja memiliki kebiasaan yang berbeda dengan tempat asal kita. Oleh sebab itu, kita harus berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan baru tersebut.

2. Sulit menjalin hubungan interpersonal dengan orang baru

            Hal ini bisa saja dapat terjadi, tapi kita sebagai perantau harus berusaha untuk beradaptasi. Karena kita akan berkomunikasi sehari-harinya dengan orang sekitar. Jikalau ada masalah atau perlu bantuan, orang-orang dilingkungan baru tersebut lah yang akan membantu. Oleh karena itu, kita harus bisa menjalin hubungan interpersonal yang baik dengan orang baru.

3. Merasa dikucilkan dilingkungan baru

             Banyak kata orang, dunia perkuliahan sangatlah kejam. Jika kamu tidak mempunyai circle, maka akan sulit untuk menjalani hari-hari di perkuliahan. Memang, mungkin tidak semua mahasiswa menyukai untuk berkelompok. Namun bisa saja ada yang memang menginginkan, tetapi ia diacuhkan, tidak dianggap. Hal ini dapat menimbulkan perasaan dikucilkan yang menyebabkan seseorang merasa sendirian dan menimbulkan pikiran-pikiran tentang rumah. Lalu, disitulah perasaan homesick akan muncul.

4. Sudah terlalu lama merantau

               Ternyata sudah lama merantau masih tetap homesick ya? Untuk sebagian orang mungkin iya, namun dari beberapa orang yang saya temui, mereka mengatakan bahwa "Gak kok, saya sudah nyaman disini. Saya sudah tidak merasakan homesick." Hal ini memang berbeda-beda tergantung individunya.

5. Suasana baru yang tidak membuat nyaman

             Masih berhubungan dengan poin dikucilkan dilingkungan baru, apabila poin ini tidak terpenuhi, maka bisa saja menimbulkan perasaan tidak nyaman pada si perantau. 

6. Ada rasa tidak percaya diri

             Seperti poin sebelumnya, apabila perantau telah dikucilkan dan menyebabkan munculnya perasaan tidak nyaman, maka untuk merasa percaya diri pun akan sulit. Karena memungkinkan dia merasa bahwa tidak dibutuhkan, tidak dianggap, tidak akan ada yang mendengarkannya. Hal inilah yang dapat menimbulkan perasaan tidak percaya diri.

7. Tempat baru yang tidak sesuai dengan dirinya

             Rasa tidak nyaman tentunya dapat menimbulkan perasaan tidak tahan untuk tinggal dalam jangka waktu yang lama di tempat tersebut.

             Seseorang yang mengalami homesickness biasanya akan menyibukkan pikirannya untuk memikirkan hal-hal yang berbau rumah. Homesickness dapat menyebabkan beberapa masalah yang dapat menghambat, yaitu: 

1. Semangat belajar yang menurun.

2. Hilangnya semangat hidup.

3. Pemikiran dan perasaan negatif.

4. Stres, frustasi, dan emosi negatif.

             Hal yang biasanya dilakukan ketika sedang homesick yaitu menangis sendirian di kamar kos. Padahal ada beberapa cara lho untuk menyalurkan homesickness, antara lain:

1. Menelfon atau video call dengan keluarga

             Di era teknologi yang sudah canggih seperti sekarang, media telfon atau video call sangat membantu untuk mengobrol dan melihat keadaan keluarga secara virtual. Apalagi sekarang, hal ini sudah umum dilakukan oleh mahasiswa yang sedang merantau. Setidaknya sempatkanlah sekali dalam sehari, untuk dapat menghubungi orang tua. Karena hal ini, dapat membuat kita merasa tetap dekat dengan keluarga. Kita bisa menceritakan apa saja yang terjadi dalam sehari atau bisa hanya bertukar kabar. 

2. Terima perasaan homesick

              Mungkin bagi beberapa orang sulit untuk menerima perasaan homesick. Tak mengapa, tidak perlu terburu-buru untuk menghilangkan homesick. Namun, sebisa mungkin kita harus berusaha untuk mencobanya agar tidak terus berlanjut dan menimbulkan dampak buruk bagi diri sendiri.

3. Curhat ke sesama perantau

              Bagi mahasiswa, mencari teman yang merasakan hal serupa dapat mengobati rasa sendirian. Bercerita dengan sesama perantau, biasanya akan lebih nyambung karena kita mempunyai perasaan yang sama. Yaitu harus hidup mandiri tanpa bantuan secara langsung dari orang tua. Hal ini lah yang akan mendorong penyesuaian diri dengan lingkungan baru, aktivitas yang baru, dan orang baru. 

4. Mulai kegiatan baru

              Perasaan rindu dapat timbul ketika seseorang hanya berdiam diri tanpa melakukan aktivitas apapun. Hal inilah yang mendistraksi perasaan homesick. Cara yang dapat dilakukan yaitu, kita dapat mengikuti kegiatan-kegiatan yang bermanfaat sehingga kita dapat melupakan sejenak perasaan homesick. Seperti mengikuti organisasi, webinar, maupun menemukan hobi baru.

5. Pulang untuk menyembuhkan homesick

              Hal ini belum tentu dapat dilakukan oleh setiap mahasiswa. Ada beberapa faktor yang memengaruhi seperti tempat tinggal yang jauh, biaya yang tidak murah, atau ada kebutuhan lain yang lebih penting. Contohnya dari pengalaman saya pribadi, pulang kampung merupakan hal yang tidak selalu bisa dilakukan karena biaya untuk pulang pergi yang tidak murah. Biaya yang dapat dikeluarkan untuk sekali pulang-pergi dapat mencapai minimal 300.000 rupiah. Berbeda dengan teman saya, beberapa dari mereka ada yang setiap minggunya dapat pulang kampung karena jarak dari kota perantauan dengan tempat asalnya dekat dan biaya yang dibutuhkan tidak terlalu mahal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun