Islam memiliki hubungan yang erat dengan ilmu pengetahuan. Semua kaum muslim setuju akan hal itu. Ilmu pengetahuan dapat menunjang kehidupan manusia di segala zaman. Dalam Al-Qur'an dan Hadits, banyak sekali ditemukan berbagai macam kunci-kunci ilmu pengetahuan yang saat ini sudah dapat kita rasakan manfaatnya.
Banyak teori-teori alam yang disinggung dalam Al-Qur'an. Ilmu-ilmu yang berkembang pesat dewasa ini, tidak akan bertentangan dengan Al-Qur'an.
Dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim, Aisyah RA berkata :
( : ( )
"Aku pernah memberi minyak wangi dzarirah kepada Rasulullah SAW dengan kedua tangaku untuk tahallul dan ihramnya ketika haji wada'." (HR. Bukhori Muslim)
Apa itu dzarirah? Mengapa ia begitu mulia hingga disebutkan oleh Nabi Muahammad SAW?
Penelitian yang dilakukan oleh Sarfaraz Khan Marwat, dkk dari Gomal University Dera Ismail Khan Pakistan yang termaktub dalam Pakistan Journal of Nutition Vol 8 No. 9 tahun 2009, menyatakan bahwa dzarirah adalah Acorus calamus L.Â
Di Indonesia, tanaman ini lebih masyhur dengan sebutan jeringau. Di Jawa, tanaman ini lebih familiar dengan nama dlingo.
Jeringau memiliki banyak keistimewaan. Telah banyak penelitian yang dilakukan oleh para pakar dengan menggunakan obyek jeringau, khususnya dalam bidang minyak atsiri. Bagian dari jeringau yang banyak mengandung senyawa atsiri adalah pada bagian rimpang.
Menurut penenlitian Wiwik Susanah Rita, dkk dari Universitas Udayana yang termaktub dalam Cakra Kimia Indonesia E-Journal of Applied Chemistry Vol. 5 No. 2 tahun 2017 menyatakan, bahwa minyak atsiri yang diperoleh dari rimpang jeringau memiliki kandungan utama senyawa eusaron dan asaron yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli (E. coli) dan Stahylococcus aureus (S. aureus). Kedua bakteri ini adalah bakteri pantogen yang sering menyerang tubuh manusia. Dua bakteri ini menghasilkan beberapa macam penyakit, yaitu infeksi saluran kemih, diare, sepsis, meningtis, jerawat, pneumonia, dan arthritis.
Dalam suatu riwayat yang termaktub dalam Musnad Ahmad, Rasulullah juga pernah memanfaatkan dzarirah sebagai obat.
: : : .
(Dari sebagian istri Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam memasuki kediamannya kemudian beliau berkata : "Apakah kau memiliki dzarirah?" ia menjawab : "ya." Beliau memintanya kemudian diletakkan di atas bisul di antara jari-jari kaki beliau, kemudian beliau berdoa : "Ya Allah, Yang Memadamkan yang besar dan Yang Membesarkan yang kecil, padamkanlah ia dariku" kemudian bisul beliau pun sembuh.) (HR. Ahmad).
Ini merupakan salah satu kata kunci dalam bidang kesehatan yang dilontarkan Nabi Muhammad SAW lewat haditsnya. Rasulullah SAW pun menjelaskan dengan detail pemanfaatan dari dzarirah tersebut dengan menggunakannya sebagai obat bisul yang terdapat pada kaki beliau. Tentu ini merupakan salah satu petunjuk dari Nabi Muhammad SAW agar kita dapat memanfaatkan dzarirah sebagai obat.
Seirinng berkembangnya zaman, berkembang pula pemanfaatan dari dzariroh yang saat ini banyak digunakan sebagai bahan untuk pembuatan obat-obatan. Bahkan, miyak atsiri dari rimpang jeringau juga dapat dijadikan sebagai repelen (penolak) beberapa jenis nyamuk.
Menurut Muray Hunter dalam bukunya, Essential Oil Art, Africulture, Science, Industry, and Entrepreneurship (A Focus on The Asia-Pasific Region), menyatakan bahwa minyak jeringau memiliki aroma yang masuk dalam kategori agrestic. Aroma agrestic adalah aroma yang identik dengan aroma hutan, tanah, dan padang rumput. Secara detail, aroma yang menyeruak dari minyak jeringau adalah aroma yang berat, namun mengandung sedikit aroma sweety.
Dalam pembuatan parfum, minyak jeringau ini lebih sering diletakkan pada middle note (lapisan tengah) yang merupakan tema atau judul dari suatu parfum. Minyak jeringau (dzariroh) juga dapat diaplikasikan sebagai bahan pembuatan dupa.
Masih banyak sekali kata-kata kunci yang diberikan oleh Allah SWT. Baik lewat Al-Quran, maupun lewat Rasulullah SAW melalui hadits-haditsnya.
Wallahu A'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H