Mohon tunggu...
Nur Mukminatin
Nur Mukminatin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pendidik PAUD

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rangkuman Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai kebajikan sebagai Pemimpin

10 Agustus 2024   20:55 Diperbarui: 10 Agustus 2024   20:58 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Semboyan yang dicetuskan oleh KHD  sampai saat ini masih menjadi landasan berpijak bagi pendidik yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho (Seorang pemimpin harus mampu memberi tauladan), Ing Madya Mangunkarsa (Seorang pemimpin juga harus mampu memberikan dorongan, semangat dan motivasi dari tengah), Tut Wuri handayani (Seorang pemimpin harus mampu memberi dorongan dari belakang), yang artinya adalah Seorang pemimpin (Guru) harus mampu memberikan teladan dan memberikan semangat dan motivasi dari tengah juga mampu memberikan dorongan dari belakang untuk kemajuan seorang muridnya. Semboyan ini memiliki makna mendalam dapat kita jadikan landasan dalam setiap pengambilan keputusan. Keputusan yang selalu berpihak kepada murid agar menjadikan mereka sebagai generasi yang cerdas dan berkarakter sebagaimana tercermin dalam profil pelajar Pancasila. Hal ini dapat kita lakukan dalam proses pembelajaran di sekolah, yang tidak hanya menitik beratkan pada konten kurikulum, namun transfer nilai -nilai kebajikan dapat kita sampaikan secara terus menerus dengan eksplisit pada pembelajaran dan keteladanan disetiap pengambilan keputusan yang bertanggungjawab.
Pratap Triloka adalah seorang filosuf dan tokoh dari India yang dikenal dengan pandangan mengenai hubungan antara diri individu, masyarakat, dan dunia. Konsepnya sering kali berfokus pada integrasi antara idealisme dan realitas praktis dalam kepemimpinan. yaitu keseimbangan antara Idealisme dan realitas dan interkonektednees (keterhubungan) integrasikan loso Ki Hajar Dewantara dan Pratap Triloka dalam pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin bisa dilakukan dengan beberapa langkah yaitu dengan : Teladan dan inspirasi, Motivasi dan dukungan, keseibangan idealisme dan realitas , dan pertimbangan dampak luas. Dengan menggabungkan loso ini, seorang pemimpin dapat membuat keputusan yang tidak hanya bijaksana dan efektif, tetapi juga beretika dan berdampak positif pada tim dan masyarakat luas.

Nilai-nilai yang tertanam pada diri kita akan mempengaruhi prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan keputusan dimana keputusan yang di ambil haruslah dengan tanggung jawab dan kesadaran diri (self awareness) pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills), 

Materi pengambilan keputusan secara keseluruhan sangat terhubung dengan kegiatan coaching karena proses coaching itu  berfokus pada refleksi, evaluasi, dan peningkatan kemampuan dalam pengambilan keputusan. coach akan  membantu coachee untuk mengevaluasi keputusan yang telah diambil, mengatasi pertanyaan dan keraguan, serta mengembangkan keterampilan untuk membuat keputusan yang bertanggung jawab.

Menyadari aspek sosial-emosional tersebut berperan penting dalam pengambilan keputusan, terutama dalam menghadapi dilema etika. Dengan kesadaran diri, pengelolaan emosi, empati, dan keterampilan sosial, pendidik dapat membuat keputusan yang lebih baik, adil, efektif, dan sesuai dengan prinsip etika mereka. Keterampilan ini membantu pendidik dalam mempertimbangkan dampak keputusan mereka terhadap semua pihak yang terlibat dan menjaga integritas serta keadilan dalam proses pengambilan keputusan yang di ambil. Pembahasan tentang studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut seorang pendidik. Nilai-nilai ini membentuk dasar prinsip etika, mempengaruhi cara guru mengidentifikasi dan menilai konflik moral, serta menentukan bagaimana keputusan diambil dan dievaluasi. Melalui proses ini, pendidik tidak hanya membuat keputusan yang etis tetapi juga memastikan bahwa keputusan tersebut konsisten dengan prinsip dan nilai yang mereka anggap penting.

Dengan pengambilan keputusan yang tepat akan mempengaruhi penciptaan lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Keputusan yang mempertimbangkan kebutuhan  nilai, dan kesejahteraan individu serta mengatasi masalah dengan cara yang adil dan konstruktif berkontribusi pada atmosfer yang mendukung pertumbuhan, kepercayaan, dan kolaborasi.

Dalam Pengambilan keputusan yang dilakukan terdapat tiga prinsip penyelesaian dilema, yaitu Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) ataukah Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Pemilihan prinsip tersebut juga disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Setiap keputusan akan ada  pro dan kontra, namun  ini menjadikan tantangan tersendiri. Tantangan yang aakan di hadapi dalam pengambilan keputusan terhadap kasus yang sifatnya dilemma etika. Perasaan tidak enak akan timbul karena tidak dapat memuaskan semua pihak, tetapi  dengan mengikuti 9 langkah pengambilan keputusan dapat meminimalkan perasaan tidak nyaman dan keputusan yang di ambil.

Keputusan yang diambil oleh pemimpin pembelajaran memiliki dampak langsung dan signifikan pada kehidupan dan masa depan siswa. Dengan memprioritaskan kualitas pendidikan, lingkungan belajar yang mendukung, kesempatan yang adil, pengembangan keterampilan dan karakter, dukungan keluarga, serta kebijakan yang inklusif dan adil, pemimpin pembelajaran berkontribusi pada pencapaian potensi penuh siswa. Keputusan yang bijaksana dalam aspek-aspek ini membantu mempersiapkan siswa untuk sukses di masa depan, baik dalam konteks akademik maupun dalam kehidupan pribadi dan profesional mereka.

Kesimpulan yang saya peroleh dari pembelajaran materi ini dan keterkaitannya dengan modul sebelumnya bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu kompetensi atau skill yang harus dimiiki oleh guru sebagai pendidik. Terkait dengan tugas dan fungsinya seorang guru dalam membuat keputusan harus berlandaskan pada filosofi Ki Hajar Dewantara, karena setiap keputusan yang diambil akan mewarnai pola pikir dan karakter murid. Agar keputusan yang diambil dapat memberikan kemanfaatan untuk banyak orang, mampu mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being) dan dapat dipertanggungjawabkan, maka harus dilakukan berdasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur yang tertata seperti BAGJA. Hal ini dilakukan semata untuk menghantarkan murid menuju profil pelajar pancasila, yang dalam perjalanannya banyak benturan yang sifatnya dilema etika dan bujukan moral. Untuk itu diperlukan panduan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan, sehingga langkah yang diambil selalu berpihak kepada murid.

Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan bahwa ternyata dalam pengambilan keputusan bukan hanya didasarkan pada pemikiran dan pertimbangan semata, namun sangat diperlukan adanya paradigma, prinsip, dan langkah-langkah pengujian pengambilan keputusan, agar keputusan yang diambil tepat sasaran dan bermanfaat untuk orang banyak. Disamping itu secara personal, dalam pengambilan keputusan diperlukan satu sikap keberanian dengan segala konsekwensinya.

Sebelum mempelajari modul ini saya pernah mengambil keputusan dengan situasi dilema etika, namun yang saya lakukan hanya sebatas pada mencari solusi yang didukung dengan beberapa pertimbangan. Saya sudah merasa aman bila keputusan yang saya ambil sudah sesuai aturan dan tidak berdampak merugikan banyak orang. Dengan belajar modul ini saya menjadi lebih paham, bahkan telah mempraktikkan, bagaimana cara pengambilan keputusan yang tepat dengan menggunakan langkah-langkah tertentu yang tak lepas dari paradigma dan prinsip-prinsip yang ada. 

Konsep yang sudah saya pelajari di modul ini memberikan dampak yang besar bagi pola pikir saya. Sebelumnya saya berpikir dalam pengambilan keputusan dengan pertimbangan sosial  dan hasil musyawarah saja sudah cukup, ternyata banyak hal yang menjadi dasar. Dalam konteks ini terdapat 4 paradigma dilemma etika yaitu: individu lawan kelompok (individual vs community), rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) yang semuanya didasari atas 3 prinsip dan 9 langkah.

Materi pada modul 3.1 bagi saya sangat penting dan bermakna, karena dimanapun dan sebagai apa peran kita pasti akan menjumpai permasalahan yang dituntut untuk mengambil keputusan. Dari keputusan tersebut akan dihasilkan kebijakan -kebijakan yang akan mewarnai perjalanan sekolah untuk mewujudkan merdeka belajar dan profil pelajar Pancasila. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal itu, maka seorang guru harus memiliki keterampilan dalam pengambilan keputusan yang mengandung nilai-nilai kebajikan. Sebagai landasan dalam pengambilan keputusan tersebut tentunya mengacu pada 9 langkah 4 paradigma dan 3 prinsip. Selain itu keputusan diambil melalui tiga uji yaitu: Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking), Uji publikasi, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) yang mementingkan hasil akhir dan Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking).

Demikian Koneksi antar Materi yang saya paparkan saya menyadari saya masih perlu berproses untuk terus belajar menjadi pendidik yang dapat mengambil keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Salam Guru Penggerak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun