4. Sektor Ekonomi
Kebijakan social distancing membawa dampak pula di sektor ekonomi. Seperti meningkatnya angka kemiskinan, pengangguran (karena banyak korban PHK), perekonomian domestik makin sulit karena daya beli masyarakat kian rendah, dan lainnya. Kalaupun ada yang tetap mempertahankan pegawainya, memberlakukan WFH (Work From Home) namun dengan gaji yang dipotong dari yang biasa diterima. Antara 75-50%-nya.Â
Hal ini tentu tidak boleh diabaikan begitu saja. Jika tidak, maka akan menimbulkan dampak yang lebih luas dan berbahaya dari virus itu sendiri, seperti merebaknya angka kriminalitas, seperti pencurian, perampokan, begal, dan sebagainya. Tentunya akan membawa konsekuensi berkurangnya rasa aman di masyarakat.Â
Dalam hal ini, peran pemerintah amat diperlukan, yaitu memastikan bahwa setiap rakyatnya terpenuhi kebutuhan pokoknya (sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan) per individu.
5. Sektor Peribadahan
Sektor peribadahan juga tak luput terkena dampak dari pemberlakuan social distancing ini. Masjid-masjid banyak yang ditutup karena mengurangi kerumunan masa.Â
Membuat masyarakat sulit untuk beribadah di sana. Walaupun masih ada juga yang tetap membuka terutama saat shalat fardhu, namun dengan catatan harus benar-benar sehat, tetap menjaga jarak, membawa peralatan shalat masing-masing dari rumah, dan lainnya. Apalagi saat ini kita sedang memasuki bulan Ramadhan, bulan dilipatgandakannya setiap amal ibadah.
Itulah beberapa evaluasi yang perlu kita perhatikan. Dengan upaya yang serius dan sungguh-sungguh dari semua pihak, Insya Allah ujian ini dapat diatasi. Tetap lanjutkan ikhtiar kita dan tingkatkan kesabaran dan keimanan kepada Allah SWT. Meminta pertolongan agar musibah ini segera berlalu. Aamiin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI