Mohon tunggu...
Nurmita Dewi
Nurmita Dewi Mohon Tunggu... Editor - Mompreneur, writer

saya seorang ibu rumah tangga dengan dua orang anak, sepasang. saya juga seorang aktifis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Evaluasi Pelaksanaan Social Distancing

19 Mei 2020   05:02 Diperbarui: 19 Mei 2020   05:33 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selain itu, para pasian yang sudah terkena virus ini segera ditangani, diobati sampai tuntas, sembuh total, siapkan segala peralatan medis yang diperlukan. Agar tidak semakin berlarut-larut. Menambah daftar panjang jumlah pasien yang terkena virus ini.

2. Sektor Pendidikan

Sejak diberlakukannya social distancing, sekolah-sekolah/kampus juga diliburkan. Diganti dengan belajar di rumah dengan cara online atau tanpa tatap muka. Berbagai aplikasi pun digunakan, mulai dari VN WA, zoom, duo, dan lainnya. 

Para guru memberi tugas untuk dikerjakan di rumah lalu hasilnya dikirim dalam bentuk video, foto, atau screenshot untuk dinilai oleh gurunya. Kebijakan ini membuat banyak orang merasa kelimpungan, baik dari pihak orang tua, guru, maupun murid itu sendiri. Ketidaksiapan para stakeholder sekolah/madrasah melaksanakan pembelajaran daring turut memperburuk keadaan. 

Seperti rendahnya penguasaan teknologi, terbatasnya sarana dan prasarana, harus mengandalkan internet, menambah budget untuk membeli kuota. Sehingga membuat proses belajar mengajar menjadi terhambat. Hal ini perlu disadari oleh para stakeholder pendidikan. Yaitu, pertama, orang tua perlu memahami dan menyadari bahwa pendidikan anak adalah tanggung jawab utama dan pertamanya. Bukan diserahkan penuh ke sekolah. 

Sekolah dan guru hanyalah fasilitator saja. Karena itu anak-anak perlu bimbingan dari orang tuanya, sebagai pendidik utama dan pertama. Kedua, guru juga perlu disadarkan bahwa mengajar itu bukan sekedar tranfer ilmu. Apalagi teknologi saat ini semakin canggih, dengan jaringan internet ilmu apapun bisa didapat. 

Ambillah peran ini, jangan sampai terkalahkan dengan mesin. Karena secanggih apapun mesin, takkan bisa sebaik guru yang memberikan pembelajaran.  

Ketiga, sekolah perlu membekali para guru dengan ilmu teknologi, agar bisa mengikuti perkembangan zaman. Sehingga proses belajar mengajar tetap bisa berjalan walaupun tanpa tatap muka. Keempat, peran pemerintah amat besar dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Memperhatikan perkembangan masyarakat global yang tidak bisa lepas dari internet. Perlu juga menyiapkan perangkat pendukung agar masyarakat lebih melek teknologi.

3. Sektor Sosial

Perlu disadari, kebijakan social distancing ini membawa konsekuensi menuju perubahan dari manual ke digital. Pastinya akan memiliki dampak positif, yaitu dapat mengerjakan sesuatu pekerjaan/kegiatan apapun dengan mudah dan cepat, dan juga dampak negatif, yaitu berkurangnya nilai silaturahmi, karena jarangnya berinteraksi dengan orang lain secara langsung. Hal ini dapat berakibat munculnya sifat individualistis, rasa simpati dan empati melemah, dan semua lebih banyak diukur dengan materi. 

Untuk meminimalisir dampak negatif yang muncul, perlu peran dari berbagai pihak, baik individu masyarakat yang tetap menjaga kepedulian kepada sesama, maupun pemerintah yang selalu memperhatikan dan peduli kepada urusan rakyatnya. Mengurusi urusan rakyatnya, karena itulah tugas hakiki dari seorang pemimpin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun