Resume Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) PGRI Pertemuan Ke-2 Gelombang 32
Oleh Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd
Menulis adalah kemahiran berbahasa yang keempat. Hal yang pertama adalah mendengar, kedua adalah berbicara, ketiga adalah membaca, dan yang keempat sekali lagi adalah menulis. Mendengar (Listening): dalam hal ini adalh kemampuan memahami dan menangkap pesan melalui pendengaran. Sedangkan berbicara (Speaking) adalah kemampuan mengungkapkan pikiran dan gagasan melalui lisan. Dan membaca (Reading) Â merupakan kemampuan memahami dan menafsirkan teks tertulis. Selanjutnya menulis (Writing) diartikan kemampuan mengungkapkan pikiran dan gagasan melalui tulisan.
Kemampuan menulis ini juga  dipandang sebagai indikator intelektualitas dan kematangan berpikir. Oleh karena itu, hingga hari ini profesi penulis adalah salah satu pekerjaan yang sangat dihormati dan dihargai secara sosial. Tidak dapat dipungkiri bahwa kemauan untuk menulis juga tidak mudah. Motivasi untuk menulis kadang naik kadang turun. Ada saja kendala atau hambatan yang menghadang. Hal yang sering dirasakan oleh penulis pemula diantaranya adalah merasa tidak bakat menulis, tidak memiliki waktu, tidak memiliki ide, tidak mau dikritik, dan tidak suka menulis.
Padahal sejatinya kemampuan menulis itu dapat dikembangkan dengan terus berlatih secara konsisten. Ide itu sangat banyak dan berserakan, tinggal bagaimana kita bisa memfilter ide tersebut dan merangkainya dalam susunan kata, susunan kalimat, dan susunan paragraf untuk selanjutnya akan menjadi tulisan yang bermakna. Keterbatasan waktu hanyalah alasan bagi orang yang enggan atau keinginannya tidak sepenuuh hati. Jika kita bisa memanage waktu dengan baik, dapat fokus pada kegiatan menulis maka sedikit waktupun akan menghasilkan tulisan yang berkualitas. Pun semuanya butuh proses untuk menjadi semakin hari semakin bagus tulisannya. Meskipun begitu setiap yang kita hasilkan tidaklah sempurna, maka seorang penulis juga harus mempunyai kerendahan hati untuk diberi masukan bahkan dikritisi oleh pembaca, dengan begitu tulisan akan semakin baik.
Langkah-langkah menulis yang baik menurut Sri Sugiastuti dapat dijabarkan sebagai berikut :
- Read (Membaca)
Untuk menjadi seorang penulis yang baik, kita perlu membaca banyak buku baik yang bersifat general (umum) maupun spesifik (misalnya sesuai dengan background akademik atau interest pribadi kita). Saat ini akses kepada buku digital juga membantu kita untuk dapat membaca dimana saja dan kapan saja tanpa menggunakan buku fisik yang berat.
- Discuss (Diskusi)
Hal ini penting karena ide dan gagasan seringkali muncul saat kita mendialektikakan bahan bacaan yang kita baca dengan bacaan orang lain atau dengan diri kita sendiri. Bila diperlukan, ada baiknya kita memiliki mentor menulis yang tepat. Kegiatan ini juga bisa dilakukan dengan mengikuti komunitas penulis sehingga kita saling bertukar pikiran dengan sesama penulis. Dengan begitu fokus kita untuk menulis selalu terjaga.
- Look & Feel (Lihat dan Rasakan)
Selain membaca kita juga harus mampu melihat dengan jeli serta merasakan makna dari peristiwa baik secara langsung maupun apa yang kita lihat dan baca di media. Jika kita bisa menghadirkan gejolak rasa dalam tulisan kita maka perasaan itu akan tersampaikan jug akepada pembaca.
- Socialize (Sosialisasi)
Berapa banyak pengetahuan, pengalaman dan kisah orang lain yang dapat kita serap. Hal ini bisa dilakukan dari diskusi atau mendengarkan kisah orang lain. Kita bisa menuliskan cerita yang dibawakan orang lain dalam sebuah tulisan yang epik.