Ada hal menarik pada siang ini,seorang Manager dari sebuah perusahaan multi nasional yang cukup terkemuka sedang memanggil beberapa anak buahnya yang melakukan kesalahan dan berakibat salah satu merk dari produknya masuk media massa karena diduga kadaluarsa hanya karena kesalahan cetak di mesin packing.
Ya, saya bilang menarik karena si manager ini menginterogasi kesalahan anak buahnnya dengan model mirip dikantor polisi.. Si anak buah ini dicerca dengan berbagai pertanyaan secara emosional agar si anak buah ini mengaku salah dan setelah itu ada yang dikeluarkan dari perusahaan(read : PHK), sedangkan yang lain dijatuhin hukuman SP3.
Namun.. si manager ini lupa mencari tahu akar masalah atau penyebab dari kesalahan yang di buat anak buahnya karena terjebak pada penyelamatan nama diri dan hanya focus pada akibat dari masalah tersebut. Sehingga yang di selesaikan hanya kekesalan karena dilanda masalah itu dan supaya anak buah ini atau juga anak buah lain takut untuk melakukan kesalahan yang sama.. si manager ini pada dasarnya baru menyelesaikan apa yang disebut tahap corrective action…blm masuk pada tahap preventive action yaitu bagaimana mencegah supaya masalah ini tidak terulang lagi kemudian membuat standart kerja yang akan menjadi acuanatau Work instruction semua karyawan sehingga masalah yang sama minimal tidak akan terjadi lagi..
Jadi seharusnya si manager ini sebagai seorang pimpinansudah selayakknyamenjadikan causal relationship sebagai cara bagaimana hubungan sebab menjadi root cause analysis dalam membuat preventive action dan akibat sebagian corrective action.. namun jangan lupa.. ada 1 hal yang harus di pegang dalam menjalankan problem solving tersebut yaitu don’t blame others.. Jangan menyalahkan orang lain.. karena bisa jadi masalah itu timbul karena kekurangan atasan dalam membekali anak buahnya dengan SOP dan pengetahuan yang benar sehingga mereka seperti prajurit yang tidak tahu medan perang dan cara mengunakan senjata sehingga ketika kalah mereka lah yang harus bertanggung jawab..
Don’t blame others hanya bisa dijalankan apabila seorang atasan mau mengembangkan skill, knowledge and attitude dengan melakukan coaching and counseling terhadap bawahanya sehingga dapat terjalin komunikasi yang bersinambungan.. dan apa yang dimau atasan dapat dijalankan dengan benar dan tepat oleh bawahanya..dan inilah gunanya people development menjadi culture dalam sebuah perusahaan agar karyawan memiliki apa yang sering di sebut integritas.. karena sesungguhnya integritas dapat tumbuh karena perusahaan lah yg memupuknnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H