Kepanikan kini melanda Ido. Selera makannya menjadi buyar. Ia tak sanggup lagi menelan air liurnya apalagi butiran nasi. Perutnya tiba-tiba terasa kenyang. Ia tidak menyangka Sri akan mengetahui hal ini lebih dahulu. Tiba-tiba terdengar suara pintu di buka diiringi suara anak-anak. Tidak hanya Lisa yang panik, tetapi Ido juga merasakan hal yang sama. Keduanya salah tingkah. Mereka tertunduk seakan menyesali penghianatan yang telah mereka lakukan.
Sambil meletakkan bungkusan plastik besar, Sri mengatakan, “Sudah kubelikan perlengkapan untuk bayimu nanti waktu dia lahir. ”
Setelah Sri selesai berucap, ia menggandeng tangan anak-anaknya menuju kamar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H