Pengasuhan orang tua merupakan upaya aktif orang tua dalam mendidik, membina dan mengarahkan sikap, perilaku, perbuatan maupun tindakan anak-anak agar sesuai dengan nilai-nilai, etika dan norma sosial masyarakat, pengertian tersebut menurut Dariyo.Â
Pola asuh terbagi menjadi tiga macam yaitu otoriter, demokratis, dan permisif. Masing-masing pola asuh ini memiliki ciri khas dan efek tersendiri terhadap perkembangan anak. Orang tua yang menggunakan pola asuh otoriter cenderung untuk mengatur, memerintah dan melarang anak tanpa memperhatikan kebutuhan anak itu sendiri. Mereka hanya mementingkan kebutuhan mereka sendiri dan menekankan peraturan mereka.
Pola asuh yang kedua adalah demokratis. Demokratis Orang tua yang menggunakan pola asuh ini membebaskan anak untuk menentukan kehendak mereka sendiri dan melakukan apa yang mereka inginkan.
Meski begitu, orang tua tetap berperan sebagai pembimbing yang mengontrol serta membimbing mereka dalam menentukan hal yang baik dan buruk. Orang tua dan anak menjalin hubungan yang baik dan seringkali berkomunikasi.
Terakhir adalah pola asuh permisif. Pola asuh ini memiliki ciri khas pada orang tua yang memberikan kebebasan berlebihan kepada anak. Orang tua permisif tidak pernah menekankan apapun kepada anak mereka, mereka jarang mengontrol perilaku anak mereka.
Setelah mengetahui ciri khas dari jenis pola asuh, kita harus mengetahui efek dari pola asuh tersebut dan dampak terhadap perkembangan mental anak. Sebenarnya dampak dari pola asuh baru terlihat jelas saat anak menginjak usia remaja, mulai terlihat sifat asli mereka terutama saat berinteraksi dengan orang lain dan menjadi bagian dari komunitas sosial. Saat kita melakukan interaksi dengan teman sebaya kita, kita dapat melihat perbedaan di antara mereka.
Dampak anak yang memperoleh pola asuh otoriter, anak yang sering mendapatkan perilaku keras baik mental atau fisik malah cenderung untuk menunjukan sikap bersahabat, ramah dan menunjukan empati yang tinggi terhadap teman sebayanya. Bisa diprediksi bahwa anak-anak tersebut tidak ingin temannya merasakan apa yang ia rasakan dan menunjukan kepeduliannya.
Sedangkan anak yang mendapat pola asuh demokratis. Orang tua demokratis lebih menunjukan dukungan tinggi namun tetap mengontrol perilaku anak pada saat yang sama.
Dampak dari pola asuh ini membentuk anak menjadi anak yang mandiri, memiliki kepercayaan diri yang tinggi, bersikap bersahabat dengan siapapun, mampu mengendalikan diri sendiri, memiliki sopan santun dengan orang lain, mau bekerja sama, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, mempunyai tujuan atau arah hidup yang jelas, berprestasi.
Selanjutnya pola asuh permisif cenderung menunjukan sikap memberontak, agresif, dan mereka seringkali mendominasi teman sebaya mereka. Hal ini dikarenakan orang tua tidak pernah mengontrol apa yang dilakukan oleh sang anak sehingga anak memiliki kebebasan untuk melakukan apapun yang mereka inginkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H