Dada tegap, kau kepalkan tangan
Dengan suara lantang menggelegar, kala itu
Matamu berbinar, senyum merekah
Menyongsong setiap wajah dengan senyum termanismu
        Kini tuan pulas di kursi
        Layaknya Tuhan beri pasti
        Kami datang menagih janji
        Namun tuan terlanjur amnesia
Wahai tuan di kursi permata
Mengapa kau biarkan kami terbonsai
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!