Ketika mendung turut memanggil
Hey... kamu lihatlah ke sini!
Tak kusangka awan akan segesit itu
Melukis senyum manismu
Hanya untuk merayuku, tersipu malu!
Semesta kembali menunjukkan dukungan
Tangisan bumi tak tertahankan lagi
Kini, tingkah konyolmu menari dalam memori
Percikan air semakin berisik
Seberisik canda tawamu dalam otakku
Di balik jendela aku terpaku
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!