Mohon tunggu...
Nurmawati
Nurmawati Mohon Tunggu... Dosen - Dosen / Institut Teknologi Kalimantan

Suka menulis dan berbagi informasi apa saja. http://nurmaklaoztanadoang.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

6 Km

22 September 2022   05:00 Diperbarui: 22 September 2022   05:00 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi aku beberapa kali masih merayakan juga bareng teman-teman. Dasar aku mah, paling bandel (baca: susah diatur) diantara 5 bersaudara. Btw, aku anak tengah yah alias anak ketiga. Sepertinya terakhir kali merayakan ulang tahun saat usia 25 tahun bareng teman-teman di Bogor.

“Gak bisa gak dibahas dong, bentar lagi kamu expired lho. Kakak aja dulu masih 28, omongan nikah (lebih tepatnya desakan nikah dari mama sih) udah gak bisa dibendung. Lha… kamu sudah 30, enak aja mau bebas. Gak ada!!” Kak Ima mulai ngotot sambil ketawa jahat.

“Mang makanan pakai expired segala. Itu kan resiko kakak tinggal bareng mama, jadi emang harus siap telinganya panas setiap saat. Alhamdulillah aku yang tinggal jauh dari rumah, seenggaknya omongan penting itu jarang terdengar. Jarang pun masih keberatan gimana yang keseringan yah? Gak kebayang aku diposisi kakak kala itu.” gak mau ngalah aku mah, ikutan ngotot sambil nyengir.

“Yee... malah balik ngeledek. Jangan disepelekan gitu. Luangkan waktu buat cari pasangan. Atau mau dijodohkan? Kamu kan paling suka baby seperti Chica. Kalau mau punya yang seperti Chica harus punya suami dulu dong.” Asli, kak Ima makin ledekin aku.

“Gantian nih ngeledek.... Chica mana?” aku mulai modus mengalihkan pembicaraan.

“Ada tuh disana lagi main sama ayahnya. Trus apa yang kamu lakukan hari ini, gak jalan bareng teman?” Yes... sepertinya aku berhasil. Obrolan mulai bersahabat.

“Gak… hari ini aku mau melakukan sesuatu yang beda, spesial pokoknya.” balasku menyaingi kecepatan cahaya.

“Apaan sih?, jangan aneh-aneh deh.” Kak Ima mulai was was.

“Ciee... yang penasaran. Don’t Worrylah, aman aja kok. Hanya sesuatu yang ingin kulakukan sejak dulu (senyum manis padahal gak kelihatan juga). Penjelasannya nanti yah! Oke…udah dulu, Aku mau siap-siap. Dahh... Chica cantik!! Assalamualaikum.”

Buru-buru aku menutup telpon. Sengaja, biar bisa kabur dari sidang paripurna kakak. Takutnya, ngomongin nikah lagi nanti padahal aku bosan mendengarnya.

Ngomongin nikah itu rasa nano-nano seperti bom waktu saja. Yang ada aku malah ngos-ngosan #dasar aku, emang jogging apa. Bukannya gak pengen nikah tapi sejujurnya aku sendiri belum siap. Lagian belum ketemu yang cocok juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun