Siapa yang tidak akan merindukan orang sepertimu? Engkau selalu melakukannya dengan baik.
"Nak bangun! Bangun anak cantikku sayang!"
Aku masih saja betah di kasur empukku, kucek mata sebentar, putar kanan kiri lalu menarik kembali selimut kesayanganku. Sekali lagi terdengar suara lembut itu sambil menggelitikku.
"Bapak, aku benar-benar masih ngantuk banget. Bentar lagi aja Pak!"
"Sang waktu tidak akan menunggu kita sayang. Ayo bangun anak cantik!"
Tanpa banyak berkata-kata lagi bapak langsung saja menggendongku ke tempat wudhu dan kami pun berwudhu bersama walau aku masih sambil merem. Bapak selalu menungguku dengan sabar dan mengajarkanku dengan baik bahkan menuntunku memakai mukena.
"Oke, sekarang siap."
"Nah, begitu kan cantik. Waktunya kita pergi, Yuk!"
Dan kami pun pergi ke masjid untuk shalat subuh berjamaah. Ntah kenapa moment yang satu ini tidak pernah terlepas dari ingatan. Dengan polosnya aku bertanya, "Bapak kenapa sih kita harus shalat di masjid yang lebih jauh padahal yang dekat rumah juga ada? Kenapa sih kita harus berjalan kaki padahal kita kan bisa naik motor jadi tidak perlu berangkat cepat-cepat begini? Aku kan masih ngantuk!"
Dengan santainya bapak menjawab biar akunya tidak mengantuk lagi dan biar kita cepat kaya.
"Hha, yang benar aja pak... nyambungnya dimana?"