Mohon tunggu...
Nurmaulidah Hidayati
Nurmaulidah Hidayati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

cheerful

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gembleng, Takjil Manis Khas Banten yang Hadir di Setiap Ramadan

15 Juni 2024   22:56 Diperbarui: 15 Juni 2024   23:35 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

lead:

Cemilan Tradisional Gembleng khas Banten ini memiliki citra rasa unik yang dibuat dari campuran tepung tapioka dan tepung beras yang berisi potongan pisang lalu dibungkus dengan daun pisang. Selain berisi potongan pisang sebagian orang menggantinya dengan Nangka. Gembleng memiliki rasa manis yang khas, kelezatan gembleng terletak pada teksturnya  lembut dan kenyal.

ISI :

Gembleng disukai terutama oleh kalangan orang tua karena cita rasanya yang manis dan teksturnya yang kenyal. Sementara, kalangan remaja cenderung kurang menyukai dan memilih takjil lain yang lebih modern. Pengusaha kuliner lokal atau Penjual Takjill juga melihat Ramadan sebagai momen tepat untuk memproduksi dan menjual Gembleng dalam jumlah besar.

Gembleng selalu hadir selama bulan Ramadan. Selain Bulan Ramadan. Kue ini menjadi menu wajib pada hari-hari istimewa seperti: Hajatan pernikahan, khitanan, Aqiqahan (cukuran), Muludan dll. Gembleng mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional, pedagang kaki lima, dan toko kue.

Dalam wawancara dengan Mba Nur seorang Penjual Takjil di daerah Cibeber kota Cilegon “ Saya mulai usaha jualan takjil ini sejak tahun 2020. Selain Gembleng, saya juga menjual gorengan, lontong, puding, salad, dan makanan lainnya. Gembleng ini memang paling disukai oleh orang tua, karena rasanya manis dan tradisional. Harganya juga terjangkau, hanya Rp 2000 saja per buah. Tapi memang untuk remaja, mereka lebih suka takjil yang lebih modern seperti puding dan salad. Kendalanya gembleng ini mudah basi, jadi harus cepat habis terjual,” ujar Mba Nur saat diwawancarai.  (06/05/2024).

Dengan harga yang terjangkau dan rasa yang khas, gembleng tetap menjadi pilihan utama bagi banyak orang tua di Banten untuk berbuka puasa. Meskipun kalangan remaja lebih memilih takjil yang lain, kehadiran gembleng tetap menjadi bagian penting dari tradisi Ramadan di Banten.

Gembleng tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga memiliki nilai budaya yang tinggi. Kue ini telah diwariskan dari generasi ke generasi, menjadikannya bagian dari identitas kuliner Banten, Selama Ramadan.

Keberadaan gembleng di bulan Ramadan bukan hanya soal rasa, tetapi juga tentang kenangan dan tradisi yang terus hidup. Setiap gigitannya membawa kita lebih dekat pada kekayaan budaya Banten yang patut dilestarikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun