Mohon tunggu...
Nurmaulidah Hidayati
Nurmaulidah Hidayati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

cheerful

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Stop Bullying: Melawan Kekejaman di Sekolah Demi Masa Depan Generasi Penerus Bangsa

11 Mei 2024   11:07 Diperbarui: 11 Mei 2024   11:11 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://bonnevilleacademy.org/bullyings-how-to-stop-it-in-schools-bonneville-academy-charter-school/

Lead:

Bullying, bagaikan awan kelam yang menyelimuti dunia pendidikan Indonesia. Kekejaman yang terjadi di sekolah tak hanya meninggalkan luka fisik, tapi juga luka mental yang membekas dan berakibat fatal bagi masa depan generasi penerus bangsa.

Argumentasi :

Bullying sering terjadi di lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan lain-lain. Bullying sering kali terjadi dilakukan oleh senior kepada junior, anak kaya kepada anak miskin, anak yang cantik atau ganteng yang memiliki kekuasaan dengan disabilitas fisik atau mental (seperti anak berkebutuhan khusus). Kebanyakan pelaku bullying ingin mencari popularitas dengan menindas orang-orang yang lemah atau kelompok kecil, menggunakan kekuasaan mereka dengan berulang kali menyakiti seseorang atau sekelompok orang yang lemah.

Psikolog Andrew Mellor mengatakan ada beberapa jenis bullying yang sering terjadi. Pertama, bentuk perundungan yang bersifat fisik (seperti berjalan menjauh, memukul, menendang, mencubit, menarik, menjambak rambut, menampar, dan sebagainya). Yang kedua adalah perundungan secara verbal, yaitu tindakan merugikan yang berupa kata-kata, seperti menghina, ejekan, hinaan, fitnah, saling serang, gosip, memaki, membentak, dan lain-lain. Ketiga, bentuk bullying yang bersifat psikologis/mental seperti intimidasi, menekan, ancaman, diskriminasi, mengabaikan, menghindari atau menjauhi, maupun mengucilan yang membuat korbannya merasa frustasi, trauma, dan tidak berdaya).

Dan yang ke empat, bentuk penindasan elektronik/cyberbullying. Fenomena tersebut adalah perundungan melalui media elektronik seperti komputer, telepon genggam, internet, website (portal media), chat room (ruang komunikasi jaringan), email (surat elektronik), pesan teks (text message), dan lain-lain. Biasanya, sebagian besar pelaku cyberbullying menggunakan alasan dengan kata "sekadar berpendapat".

Apa pun penyebabnya, perilaku bullying itu sendiri dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada korban yang dituju. Dampak bullying datang dalam bentuk masalah kesehatan mental, yang dapat meninggalkan korbannya dengan trauma emosional dan psikologis yang mendalam seperti depresi, kecemasan, Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), dan bahkan pikiran untuk bunuh diri. Selain itu, bullying juga dapat mengganggu konsentrasi korban dalam belajar sehingga berdampak pada penurunan prestasi akademiknya. Hal ini mengganggu perkembangan mental dan emosional mereka serta menghambat kemampuan mereka untuk mencapai potensi sepenuhnya.

Berikut salah satu kasus dampak dari bullying yang menyebabkan masalah kesehatan mental, Seorang siswa SD di Banyuwangi ditemukan mengakhiri hidupnya dengan cara menggantung diri di rumah karena merasa tidak kuat menahan bully (penindasan) yang dilakukan oleh teman sebayanya hanya karena ia tidak mempunyai ayah. 

Pernyataan ulang pendapat :

Melihat besarnya dampak negatif kasus bullying baik terhadap korban maupun pelaku, maka kasus bullying harus ditanggapi secara serius dan ditangani oleh pihak-pihak terkait. Menghentikan kasus bullying memerlukan kerja sama, inisiatif, dan peran orang dewasa (yaitu orang tua, guru, pengasuh, dan lainnya). Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya bullying di sekolah dan masyarakat, yaitu dengan memberikan sosialisasi/layanan edukasi mengenai kasus bullying agar siswa/anak mengetahui cara menghadapi dan mencegah perilaku tersebut.

Selain itu menanamkan nilai-nilai agama maupun moral yang  baik pada diri siswa agar saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Tetapkan peraturan yang ketat terhadap kasus bullying dengan menerapkan sanksi tegas terhadap pelaku, tergantung pada tingkat keparahan perilaku bullying. Jika ada siswa atau warga sekolah yang melakukan perilaku bullying di sekolah, maka akan dikenakan teguran lisan, teguran tertulis, skorsing atau bahkan di keluarkan dari sekolah.

Saatnya kita semua hentikan kasus bullying yang terjadi di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat, dengan menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan inklusif, kita dapat membantu anak-anak berkembang dengan optimal dan mencapai potensi penuh mereka. Generasi muda yang bebas dari bullying akan menjadi pemimpin yang lebih baik dan berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun