Kamuflase sotong akan mengikuti keadaan di lingkungannya, sesuai dengan apa yang diobservasi oleh pupil dari sotong. Pupil ini yang  mengatur banyak sedikitnya cahaya yang diterima oleh mata. Kulit sotong memiliki 3 lapisan sel pigmen yang menghasilkan warna kuning, merah, dan cokelat.Â
Sel-sel ini terletak dalam kantung yang dapat meregang dengan tujuan untuk menambah atau mengurangi warna yang dihasilkan. Dibawah lapisan tersebut ada lapisan warna lainnya dari sel refleksi yaitu iridophores yang menghasilkan warna biru, hijau, merah, dan merah muda. Selanjutnya ada leucophores yang menghasilkan warna putih. Selain itu ada pula struktur papillae yang dapat meniru tampilan yang rigid seperti bentuk karang di laut.
Adaptasi sotong lainnya ialah menggerakkan matanya lebih jauh atau lebih dekat dengan retina. Sotong memiliki otot yang dapat berkontraksi dan meregangkan jaringan disekitar pupil, mirip dengan sel pigmen pada kulit sotong.Â
Mata sotong juga memiliki kontrol saraf langsung yang mana ketika ada informasi yang diterima oleh mata maka otak akan langsung mengirim sinyal langsung ke kulit untuk mengubah warna untuk meniru keadaan lingkungannya. Semua proses tersebut terjadi secara spontan. Ketika sedang mengintai mangsanya, sotong akan berkamuflase untuk diam-diam mendekat untuk memangsa. Namun ketika mangsanya menyadari kehadiran sotong, maka ia akan berhenti berkamuflase dan membuat kilat cahaya atau flash yang membuat mangsanya linglung lalu membuat semburan atau ledakan di dalam air yang dapat membuat sotong kabur dengan cepat.
Sotong juga memiliki 8 lengan dan 2 tentakel. Semua lengannya memiliki suckers atau penghisap di sepanjang bagian lengan sementara tentakel hanya memiliki suckers di ujung saja. Tentakel sotong biasanya tersembunyi dan digunakan untuk menyerang mangsa yang diikat dengan lengannya. Lengan sotong juga dapat berfungsi untuk menimbulkan efek seolah-olah sotong terlihat lebih besar dari ukuran aslinya, dengan tujuan untuk melindungi diri dari predator ketika sotong dalam keadaan terancam.
Ditulis oleh: Nurma Tsabita Hanifah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H