Mohon tunggu...
Nurma Syaidah
Nurma Syaidah Mohon Tunggu... -

mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Fakultas Ilmu sosial Humaniora. Jurusan Ilmu Komunikasi 2014.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tarian Unik

12 Januari 2015   03:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:20 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14209846831481305003

Tarian Unik

Tarian ini biasa nya hanya menampilkan gerak tepuk tangan gerakan-gerakan lainnya, Tarian ini dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki, tetapi jumlahnya harus ganjil. Pendapat lain mengatakan tarian ini ditarikan kurang lebih dari 10 orang. Namun, dalam perkembangan di era modern tarian ini juga sudah menjadikan perempuan sebagai talent didalamnya, Perempuan juga ikut andil dalam tarian ini.

Tarian ini juga menghendaki bahwa suatu tarian itu akan semakin semarak apabila ditarikan oleh penari dengan jumlah yang lebih banyak. Untuk mengatur berbagai gerakannya ditunjuklah seseorng yang menjadi pemimpin tarian atau yang memberikan aba-aba.

Tarian ini disebut dengan Tari Saman. Tarian yang berasal dari provinsi yang terletak di ujung pulau sumatera yang dikenal dengan adat istiadat dan kekayaan alamnya. Aceh juga sebagai salah satu daerah yang oleh Ir. Soekarno dianggap status quo berdasarkan perjanjian Renville, kemudian dimasukkan ke dalam Republik Indonesia dengan cara meleburkankan ke dalam provinsi sumatera utara. Sehingga Aceh termasuk juga ke dalam sistem Republik Indonesia Serikat.

Konon katanya, provinsi ini pun dikenal sebagai provinsi yang masyarakatnya sangat taat beribadah. Tarian ini dulunya digunakan sebagai salah satu media penyampaian dakwah bagi para Syekh atau ulama. Tarian ini mencerminkanpendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan.

Pada zaman dahulu, tarian ini juga dipertunjukkan dalam acara adat tertentu, salah satunya adalah dalam upacara memperingati hari Maulid Nabi Muhammad Saw. Selain itu, khususnya dalam era modern saat ini, tarian ini dipertunjukkan juga pada acara-acara yang bersifat resmi, seperti kunjungan tamu-tamu antarkabupaten dan negara. Dan tarian ini juga ditarikan dalam memberi pembukaan untuk sebuah festival dan acara lainnya.

Sebelum tarian Saman ini dimulai dengan mukaddimah atau pembukaan, tampil seorang tua cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat atau memberikan pidato dan nasihat-nasihat yang berguna kepada para pemain dan penonton.

Tari Saman ini dikatakan unik karena tarian ini tidak diiringi dengan lantunan musik atau orcestra apapun. Tarian ini ditampilkan dengan tidak menggunakan iringanalat musik, akan tetapi menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah.

Syair yang dinyanyikan oleh para penari tidak menggunakan bahasa indonesia. Melainkan menggunakan bahasa Aceh. Bahasa aceh beragam, dan bahasa yang digunakan dalam menyairkan syair dalam tarian saman ini salah satunya adalah bahasa Gayo.Cotoh lirik syair dalam tarian Saman dengan menggunakan bahasa Gayo ini adalah,

Hei jala tumile, mile jalatun

Napute pute, si bungo pute

Lala la binte

Mato ke ayo mate

Lagu dan syair di ucapkan atau pengungkapannya secara bersamaan dan pastinya harus berkesinambungan dan terhubung. Keseragaman formasi dan ketepatan waktu juga menjadi suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini.

Tarian saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar dalam tarian saman, yakni tepuk tangan dan tepuk dada. Hanya menampilkan gerak tepuk tangan gerakan-gerakan lainnya, sepertigerak guncang, kirep, lingang, surang-saring(semua gerak ini menggunakan bahasa Gayo).

Tarian ini dipandu oleh seseorang yang memberi aba-aba terhadap gerakan-gerakan selanjutnya. Tarian ini memerlukan ketelitian, fokus, ketepatan dan lincah. Gerakan ini memerlukan konsentrasi yang penuh agar semua gerakan yang ditarikan bisa sesuai dengan irama syair yang dinyanyikan oleh para penari dan dapat menjaga kekompakan antar penari. Para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun