Mohon tunggu...
Nurmasdi Ridloni
Nurmasdi Ridloni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jurusan Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

hobi olahraga

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kebijakan Indonesia Membangun Jalan Perdamaian pada Konflik Rusia-Ukraina

5 Desember 2024   13:56 Diperbarui: 5 Desember 2024   14:07 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konflik antara Rusia dan Ukraina telah menjadi salah satu isu geopolitik terbesar abad ini, dengan dampak yang meluas pada stabilitas global, ekonomi internasional, dan hubungan antar negara.

Situasi ini tidak hanya menimbulkan krisis kemanusiaan yang mendalam, tetapi juga menguji kemampuan komunitas internasional dalam menjaga perdamaian dunia.

Dalam konteks ini, Indonesia, sebagai negara dengan pengaruh strategis di kawasan Asia Tenggara dan anggota aktif berbagai organisasi internasional seperti G20 dan ASEAN, memiliki peluang untuk memainkan peran penting sebagai penjembatan dalam upaya perdamaian.

Dengan pendekatan politik luar negeri yang bebas aktif, Indonesia memiliki sejarah panjang dalam mendukung resolusi konflik melalui diplomasi damai. Pendekatan ini tercermin dalam berbagai inisiatif, termasuk keterlibatan dalam misi penjaga perdamaian PBB dan kontribusi dalam penyelesaian konflik di wilayah lain.

Melalui kebijakan luar negeri yang berfokus pada dialog, mediasi, dan kerjasama multilateral, Indonesia berpotensi menawarkan solusi yang dapat menjembatani perbedaan antara Rusia dan Ukraina.

Artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana kebijakan Indonesia dapat memainkan peran strategis dalam membangun jalan perdamaian bagi konflik Rusia-Ukraina, sekaligus menganalisis tantangan dan peluang yang dihadapi dalam upaya ini.

 Dengan pendekatan ini, Indonesia dapat memperkuat posisinya sebagai pendukung perdamaian global dan mengukuhkan komitmennya terhadap nilai-nilai perdamaian dan stabilitas internasional.

Konflik bersenjata antara Rusia dan Ukraina yang berlangsung sejak 2014. Konflik ini telah meningkat menjadi invasi penuh pada 2022 telah menjadi salah satu tantangan utama dalam politik internasional.

Dampaknya tidak hanya dirasakan di kawasan Eropa Timur. Konflik berdampak meluas ke berbagai belahan dunia, termasuk di bidang ekonomi global, stabilitas geopolitik, dan kemanusiaan.

Dalam konteks ini, Indonesia, dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif, memiliki kesempatan untuk berkontribusi membangun jalan perdamaian bagi konflik yang kompleks ini.

Prinsip Kebijakan Luar Negeri Indonesia

Kebijakan luar negeri Indonesia didasarkan pada prinsip bebas aktif. Sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Bebas aktif berarti Indonesia tidak berpihak pada blok atau kekuatan tertentu tetapi tetap aktif berkontribusi dalam menciptakan perdamaian dunia.

Dalam konflik Rusia-Ukraina, prinsip ini menjadi dasar bagi sikap Indonesia untuk tidak hanya menjadi pengamat, tetapi juga agen diplomasi yang mendorong resolusi damai.

Langkah-Langkah Diplomatik Indonesia

Indonesia telah mengambil berbagai langkah konkret untuk mendukung perdamaian di tengah konflik Rusia-Ukraina. Salah satu langkah paling menonjol adalah diplomasi yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan mengunjungi Kyiv dan Moskow pada Juni 2022.

Jokowi bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menyampaikan pesan perdamaian serta menawarkan Indonesia sebagai mediator dalam dialog damai.

Kunjungan ini bukan hanya simbolis tetapi juga memperlihatkan keberanian Indonesia dalam mengambil peran aktif di tengah ketegangan global.

Dalam pertemuan tersebut, Jokowi menekankan pentingnya penghentian perang, menjaga rantai pasokan pangan global, dan memulihkan stabilitas ekonomi dunia yang terpengaruh oleh konflik ini.

Selain itu, Indonesia memainkan peran penting dalam forum internasional seperti G20 dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Sebagai tuan rumah KTT G20 pada 2022, Indonesia menghadapi tantangan besar untuk menjaga dialog terbuka tentang konflik ini di tengah perbedaan tajam antara negara-negara anggota.

Indonesia berhasil mendorong diskusi yang menekankan pentingnya perdamaian dan kerja sama multilateral untuk mengatasi dampak global dari konflik tersebut.

Tantangan yang Dihadapi Indonesia

Meski memiliki niat baik, Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam membangun jalan perdamaian untuk konflik Rusia-Ukraina.

Pertama, kompleksitas geopolitik global membuat proses mediasi menjadi sulit. Rusia memiliki kepentingan strategis yang mendalam di Ukraina, terutama terkait dengan keamanan dan pengaruh regional, sementara negara-negara Barat memberikan dukungan penuh kepada Ukraina, baik secara militer maupun ekonomi.

Kedua, posisi Indonesia sebagai negara nonblok kadang dipersepsikan ambigu oleh pihak-pihak yang bertikai.

Ada pihak yang menganggap Indonesia terlalu netral dan kurang memberikan tekanan terhadap Rusia, sementara pihak lain mungkin melihat Indonesia sebagai terlalu dekat dengan pandangan Barat.

Situasi ini memerlukan keseimbangan yang cermat untuk menjaga kredibilitas Indonesia sebagai mediator yang dapat dipercaya.

Ketiga, keterbatasan pengaruh Indonesia di panggung geopolitik global juga menjadi tantangan.

Sebagai negara berkembang, Indonesia harus bersaing dengan kekuatan besar seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Cina dalam menentukan arah kebijakan internasional terkait konflik ini.

Potensi dan Peluang Indonesia

Di tengah tantangan tersebut, Indonesia memiliki beberapa keunggulan yang dapat dimanfaatkan untuk berkontribusi dalam resolusi konflik ini.

Pertama, sejarah panjang Indonesia dalam diplomasi perdamaian, seperti peran aktifnya dalam Konferensi Asia-Afrika dan Gerakan Nonblok, memberikan legitimasi moral bagi Indonesia untuk mempromosikan dialog dan negosiasi.

Kedua, sebagai negara mayoritas Muslim yang moderat, Indonesia dapat memainkan peran sebagai jembatan antara negara-negara di berbagai kawasan dengan pandangan yang berbeda terhadap konflik ini. Hal ini dapat membantu menciptakan ruang dialog yang lebih inklusif.

Ketiga, Indonesia dapat memanfaatkan perannya di ASEAN untuk menggalang dukungan regional dalam mendorong resolusi damai. Sebagai kawasan yang menekankan pentingnya stabilitas dan perdamaian, ASEAN dapat menjadi platform bagi Indonesia untuk menyampaikan pentingnya solusi diplomatik dalam konflik Rusia-Ukraina.

Dampak Positif bagi Indonesia dan Dunia

Kebijakan Indonesia dalam membangun jalan perdamaian untuk konflik Rusia-Ukraina tidak hanya mendukung stabilitas global tetapi juga memberikan manfaat langsung bagi Indonesia. Dengan mengambil peran aktif dalam diplomasi internasional, Indonesia dapat memperkuat posisinya sebagai negara yang berpengaruh di tingkat global.

Selain itu, upaya ini juga relevan dengan kepentingan nasional Indonesia. Konflik Rusia-Ukraina telah memengaruhi ekonomi global, termasuk lonjakan harga energi dan pangan. Dengan mendorong resolusi damai, Indonesia turut mendukung stabilitas ekonomi yang pada akhirnya berdampak positif bagi rakyatnya sendiri.

Kesimpulan

Kebijakan Indonesia dalam membangun jalan perdamaian untuk konflik Rusia-Ukraina mencerminkan komitmen negara ini terhadap prinsip perdamaian dunia. Melalui diplomasi aktif di tingkat bilateral dan multilateral, Indonesia telah menunjukkan bahwa negara-negara berkembang dapat berperan dalam menyelesaikan konflik global yang kompleks.

Namun, keberhasilan Indonesia bergantung pada kemampuannya untuk terus mempromosikan dialog, menjaga keseimbangan netralitas, dan memanfaatkan pengaruhnya di berbagai forum internasional.

 Dengan langkah ini, Indonesia tidak hanya membantu mengakhiri konflik Rusia-Ukraina tetapi juga memperkuat reputasinya sebagai negara yang konsisten dalam menjunjung perdamaian dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun