Mohon tunggu...
nur marisa
nur marisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Muria Kudus

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apakah Daya Pembeda Soal dengan Tingkat Kesukaran Item Soal Bisa Membedakan Antara Siswa Kurang Pandai dan Siswa Pandai?

29 Juni 2024   06:00 Diperbarui: 29 Juni 2024   06:49 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Butir Soal Ujian Pelatihan Radiografi Tingkat 1 [Bagiyono] 

Butir soal evaluasi hasil belajar yang baik, selain harus mempunyai tingkat kesukaran yang sesuai dengan tingkat hasil belajar yang akan diukur, juga harus mempunyai daya pembeda yang mampu membedakan peserta pelatihan pandai dan yang tidak pandai secara memadai. Secara alamiah, nilai hasil evaluasi hasil belajar pada suatu populasi peserta pelatihan yang jumlahnya relatif banyak dan sifatnya heterogen akan didapati kelompok Atas (kelompok dengan nilai tinggi yaitu kelompok peserta pandai) dan kelompok Bawah(kelompok dengan nilai rendah yaitu kelompok peserta tidak pandai). Evaluasi terhadap butir-butir soal evaluasi hasil belajar dapat dilakukan dari dua aspek, yaitu dari aspek tingkat kesukaran dan aspek daya pembeda.


1). Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Menganalisis tingkat kesukaran butir soal artinya mengkaji butir-butir soal dari segi kesukarannya sehingga dapat diperoleh butirbutir soal yang termasuk kategori mudah, sedang dan sukar. Biasanya patokan membuat tingkat kesulitan yaitu 25% mudah, 50% sedang, 25% sulit. Tingkat kesukaran butir soal diperoleh dari kesanggupan atau kemampuan peserta pelatihan dalam menjawab butir soal tersebut, bukan dilihat dari segi pengajar dalam melakukan analisis pada saat penyusunan soal. Pada umumnya suatu butir soal evaluasi hasil belajar dinyatakan baik jika butir soal tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah. Oleh sebab itu, butir soal yang tidak dapat dijawab dengan benar oleh seluruh peserta pelatihan (karena terlalu sukar) dapat dinyatakan sebagai butir soal yang tidak baik. Demikian pula sebaliknya, butir soal yang seluruh peserta pelatihan dapat menjawab dengan benar (karena terlalu mudah), juga dapat dinyatakan sebagai butir soal yang tidak baik. Untuk kedua jenis kategori tersebut perlu dilakukan perbaikan jika akan digunakan lagi sebagai butir soal untuk ujian berikutnya. Cara melakukan analisis soal adah dengan cara menggunakan rumus sebagai berikut :

I = B/N

Keterangan :

I : Indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B : Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal

N : Banyaknya yang memberikan jawaban pada soal yang di maksudkan


2). Analisis Daya Pembeda
Daya Pembeda adalah butir soal yang bisa membedakan kelompok siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai. Daya pembeda pada dasarnya dihitung atas dasar pembagian peserta pelatihan ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok Atas yaitu kelompok yang tergolong pandai, dan kelompok Bawah, yaitu kelompok siswa yang tergolong tidak pandai. Dalam hubungan ini, jika sebuah butir soal memiliki angka indeks diskriminasi butir soal dengan tanda positif, hal ini merupakan petunjuk bahwa butir soal tersebut telah memiliki daya pembeda, dalam arti bahwa peserta yang termasuk kategori pandai lebih banyak yang dapat menjawab dengan benar terhadap butir soal yang bersangkutan, sedangkan peserta yang termasuk kategori tidak pandai lebih banyak yang menjawab salah. Jangan sampai soal tersebut terbalik atau kebalikan, artinya anak yang pandai tidak mampu menjawab soal sedangkan anak yang kurang pandai mampu menjawab soal. Klasifikasi daya pembeda ditentukan berdasarkan angka indeks diskriminasi (D) butir soal. Nilai D dapat ditentukan menggunakan persamaan (2) dan atau (3)

Daya pembeda butir soal bergantung pada besar kecilnya nilai indeks diskriminasi. Untuk menghitung indeks diskriminasi, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah membagi peserta pelatihan ke dalam 2 kelompok, yaitu kelompok Atas, yakni kelompok peserta pelatihan yang memperoleh skor tinggi, dan kelompok Bawah, yaitu kelompok peserta pelatihan yang memperoleh skor rendah. Dalam hubungan ini, jika sebuah butir soal memiliki angka indeks diskriminasi dengan tanda positif (D>0), maka dapat dikatakan bahwa butir soal tersebut telah memiliki daya pembeda. Hal tersebut dapat diartikan bahwa peserta pelatihan yang termasuk kelompok Atas lebih banyak yang dapat menjawab dengan benar terhadap butir soal yang bersangkutan, sedangkan peserta pelatihan yang termasuk kelompok Bawah lebih banyak yang menjawab salah. Jika suatu butir soal mempunyai D=0, maka hal tersebut menunjukkan bahwa butir soal tersebut tidak memiliki daya pembeda sama sekali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun