Indonesia selama berabad-abad dirundung malang, menderita dan dibuat menderita hingga menyisakan kesedihan yang berkepanjangan oleh akibat penjajahan Jepang dan Belanda. Penderitaan yang tiada tara. Bergulirnya waktu dengan diam-diam pahlawan bangsa mencoba mempersiapkan kemerdekaan itu melalui tulisan-tulisan sederhana yang mengobarkan semangat kemerdekaan. Setiap orang yang membaca tulisan itu berkobarlah semangatnya untuk sesegera mungkin, detik itu juga, tidak menunggu siang untuk mengusir penjajah dari tanah air tercinta.
Tulisan proklamasi kemerdekaan telah merubah segalanya. Harapan baru, kebahagian yang tidak terkirakan akan segera menghampiri. Sekiranya pernyataan bangsa Indonesia itu tidak tertulis bagaimana Indonesia menyatakan kepada dunia bahwa ia telah merdeka dari belenggu penjajahan yang menyengsarakan.
 Sekarang dunia tulis-menulis sudah semakin maju, tidak sepayah sebelumnya yang butuh waktu lama. Di era globalisasi abad 21 yang berkemajuan tradisi tulis menulis mengalami pergeseran seiring perkembangan zaman. Pergeseran itu tidak sebatas sarana yang digunakan akan tetapi orientasi dan motivasi menulis yang sudah menjadi kebutuhan, tidak lagi sekedar tradisi.
Masyarakat berkemajuan nan santuy, tulisan adalah ajang berekspresi dan respon atas segala peristiwa yang terjadi. Sehingga banyak dijumpai narasi-narasi, simbol-simbol yang menyatakan siapa mereka sebenarnya. Lebih perfect bila kebahagian, kesedihan, kebencian dan segala hal tentang suasana hati dituangkan dikanvas dengan ujung pena, karena suatu saat akan jadi jejak-jejak hati.
Pada hakikatnya pergeseran itu disebabkan kuatnya oretan tulisan itu sendiri hingga menembus  masa dan menghasilkan gelombang perubahan yang maha dahsyat.
Para guru se Indonesia adalah orang-orang digarda terdepan menggerakkan ujung pena untuk sebuah perubahan. Guru Indonesia tidak anti tulis-menulis, guru Indonesia tidak alergi tulis menulis. Guru Indonesia tidak mengingkari bahwa perubahan itu akan selalu ada. Dimulai diujung pena, kita mulai perubahan itu. Ayo menulis...!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H