Mohon tunggu...
Nurmaliza Arfianti
Nurmaliza Arfianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo saya nurmaliza arfianti dari prodi Ilmu Komunikasi Universitas Perintis Indonesia dengan memiliki hobi membaca dan menulis, saya juga penyuka pantai. Be happy be smile

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Festival Tabuik

9 Juli 2022   21:40 Diperbarui: 9 Juli 2022   21:52 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tabuik pasa(pasar)merupakan wilayah yang berada disisi selatan dari sungai yang membelah kota tersebut hingga ke tepian pantai Gandoriah. 

Wilayah pasa dianggap sebagai daerah asal muasal tradisi tabuik.adapun Tabuik subarang berasal dari daerah subarang (seberang),yaitu wilayah di sisi Utara dari sungai atau daerah yang disebut sebagai kampung Jawa. 

Awalnya,Tabuik memang hanya ada satu, yaitu Tabuik pasa.sekitar tahun 1915,atas permintaan segolongan masyarakat,dibuat sebuah Tabuik yang lain.Atas kesepakatan Ara ketua nagari, Tabuik ini harus dibuat di daerah seberang sungai pariaman. karenanya,Tabuik yang kedua ini diberi nama Tabuik subarang. salah satu riwayat sesepuh masyarakat mencatat kejadian tersebut diperkirakan terjadi tahun 1916,tetapi ada pula riwayat yang menyebutkan tahun 1930.

Pembuatan Tabuik subarang tersebut tetap mengikuti tata cara yang sebelumnya telah berlaku di wilayah pasa. Mulai tahun 1982,peray perayaan Tabuik dijadikan bagian dari kalender pariwisata kabupaten Padang Pariaman. Kerena itu terjadi berbagai penyesuaian salah satunya dalam hal waktu pelaksanaan acara puncak dari rangkaian ritual Tabuik ini. 

Jadi, meskipun proses ritual awal Tabuik tetap dimulai pada tanggal 1 Muharram, saat perayaan tahun baru Islam,tetapi pelaksanaan acara puncak dari tahun ke tahun berubah-ubah,tidak lagi harus pada tanggal 10 Muharram.

 Rangkaian tradisi Tabuik Pariaman terdiri dari tujuh tahapan ritual Tabuik,yaitu mengambil tanah, menebang batang pisang,mataan,mengarak jari-jari,mengarak sorban,Tabuik naik pangkek,hoyak Tabuik,dan membuang Tabuik  ke laut.

Prosesi mengambil tanah dilaksanakan pada 1 Muharram.Menebang batang pisang dilaksanakan pada hari ke 5 Muharram.Mataam pada hari ke 7,dilanjutkan dengan mengarak jari-jari pada malam harinya.pada keesokan harinya dilangsungkan ritual mengarak saroban.

Pada hari puncak, dilakukan ritual Tabuik naik pangkek,kemudian dilanjutkan dengan hoyak Tabuik. Hari puncak ini dahulu jatuh pada tanggal 10 Muharram,tetapi saat ini setiap tahunnya berubah-rubah antara 10-15 Muharram,biasanya disesuaikan dengan akhir pekan.Sebagai ritual penutup,menjelang Maghrib Tabuik diarak menuju pantai dan dilarung ke laut.

Setiap tahunnya puncak acara Tabuik selalu disaksikan puluhan ribu pengunjung yang datang dari berbagai pelosok Sumatra barat. Tidak hanya masyarakat lokal saja,festival ini pun mendapat perhatian dari banyak turis asing yang membuatnya menjadi perhelatan besar yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun