Hai! Perkenalkan nama saya Nurmalita Eka Putri Wibowo. Saya saat ini sedang berkuliah di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta dengan program studi Ilmu Komunikasi angkatan tahun 2019. Nah, disini saya akan berbagi pengalaman saya tentang bagaimana sih ketika menjadi seorang content creator? Apakah susah? Atau gampang? Yuk, simak dibawah ini, yaa!
Saat ini sedang gencar-gencarnya era digital yang sangat luas dan mungkin akan semakin banyak yang akan memakai karena perkembangan internet yang sangat luas dan akan berkembang seiring berjalannya waktu. Kelebihan internet dapat menembus batas ruang waktu dan bisa memberikan service 24 jam bagi penggunanya. Indonesia sendiri menempati posisi keenam pengguna internet terbanyak di dunia, angka tersebut mendudukkan Indonesia sekitar 3,6 miliar dari jumlah pengakses internet diseluruh dunia. Apalagi saat ini sedang terjadi pandemi Covid-19 yang mana meningkat pemakaian media sosial yang digunakan oleh masyarakat karena pemerintah sedang melakukan PSBB dan WFH dan menjadi content creator mendadak karena adanya pandemi Covid-19 ini. Oiya, apa sih itu content creator? Mari simak bagi kalian yang belum tahu apa itu content creator.
Content creator adalah sebuah kontribusi informasi ke media apa pun dan terutama media digital untuk pengguna dalam konteks tertentu, pengertian konten itu sendiri adalah "sesuatu yang ingin diekspresikan melalui beberapa media, seperti pidato, menulis atau berbagai seni" untuk mengekspresikan diri, distribusi, pemasaran atau publikasi. (Wikipedia)
Content creator biasa kita jumpai di media sosial seperti TikTok, Instagram, Twitter, Youtube, Wordpress, dan lain-lainnya. Kok bisa sih orang-orang bisa jadi content creator? Apakah mereka sudah mempunyai keahlian dan kemampuan dari lahir? Tentu tidak seperti itu juga. Mereka yang bekerja di bidang tersebut belajar bagaimana sih menjadi seorang content creator yang baik dan sehat yang kemudian mereka juga memperhatikan tren pasar yang sedang terjadi di media sosial dan akhirnya mereka bisa mengikuti arus tersebut dengan baik.
Dikutip dari infokomputer.grid.id yang dilansir dari Hootsuite dan We Are Social, rata-rata orang Indonesia telah menghabiskan waktu selama tiga jam 14 menit sehari untuk mengakses media sosial. Dari total populasi Indonesia sebanyak 274,9 juta jiwa, pengguna aktif media sosialnya mencapai 170 juta. Jumlah pengguna media sosial di Indonesia sama dengan 61,8 persen dari total populasi pada Januari 2021. Angka ini juga meningkat 10 juta, atau sekitar 6,3 persen dibandingkan tahun lalu. Nama Indonesia sendiri tercatat dalam daftar 10 besar negara yang kecanduan media sosial. Posisi Indonesia berada di peringkat sembilan dari 47 negara yang dianalisis. Artinya dari data tersebut dapat dikatakan bahwa masyarakat menyukai aktivitas dalam menggunakan internet terlebih menggunakan media sosial sehingga munculah banyak content creator di Indonesia ini.
Berikut adalah beberapa daftar content creator di Indonesia pada tahun 2021 :
 1. Atta Halilintar
Atta Halilintar dikenal sebagai salah satu YouTuber asal Indonesia yang sukses. Pria yang terkenal dengan jargon 'Ahsiap" ini bahkan termasuk YouTuber nomor satu di Asia. Namun, Atta Halilintar kerap mengatakan banyak perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan demi terus eksis di YouTube. Diketahui, Atta bergabung di YouTube sejak 26 Januari 2014. Pada saat ini, Atta Halilintar mempunyai subscriber dengan jumlah 27,6 juta.
2. David Brendi
Dia dikenal sebagai pemilik Youtube GadgetIn dengan subscriber terbanyak dalam kategori Gadget dan Teknologi di Indonesia setelah bergabung pada 2014 lalu. Saat ini, chanel GadgetIn sendiri telah mengumpulkan 7,44 juta subscriber.
Video reviewnya terkait dengan gadget terbaru kerap menduduki trending. Hal ini tidak lepas karena video David yang menarik untuk ditonton dan bisa dijadikan referensi seputar gadget teranyar. Penyampaian David GadgetIn yang sederhana dengan suara basnya juga dinilai mudah dimengerti oleh penontonnya.
3. Jess No Limit
Jess No Limit alias pemilik nama lengkap Tobias Justin, pernah membela tim Saints Indo di awal kariernya sebagai pro player Mobile Legends. Â Namanya semakin melambung setelah bergabung dengan tim EVOS eSports di MPL Indonesia. Ia juga membawa tim Macan Biru meraih runner up MPL ID season 2. Jess No Limit kian populer setelah meraih titel top global dalam game populer besutan Moonton. Gamers 24 tahun itu mencapai rank 1 dunia di Mobile Legends season 6.
Pelan-pelan, ia pun mulai membangun akun Youtube meski tak lepas dari konten soal game Mobile Legends. Namun justru Jess mulai meninggalkan kariernya di EVOS. Bahkan, kakak dari Jessica Jane itu tak ambil bagian saat EVOS eSports meraih trofi juara MPL Indonesia season 6.
Namun pada akhirnya, Jess No Limit memilih untuk keluar dan fokus membangun Youtube miliknya. Hingga saat ini, akun Youtube Jess No Limit sudah memiliki jumlah subscriber dengan jumlah 22,6 juta subscriber dan menjadi youtuber gaming yang memiliki jumlah subscriber di Indonesia.
4. Raditya Dika
Raditya Dika adalah seorang penulis, komedian, sutradara & aktor. Buku pertamanya berjudul Kambing Jantan masuk kategori Best Seller, buku tersebut menampilkan kehidupan Raditya Dika sendiri saat kuliah di Australia. Judul buku yang pernah ia tulis adalah Manusia Setengah Salmon, Cinta Brontosaurus, Koala Kumal, Radikus Makankus : Bukan Binatang Biasa, Marmut Merah Jambu, dan lain-lain. Selain menulis buku, Raditya juga berperan menjadi sutradara pada film yang ia bintangi, seperti Manusia Setengah Salmon, Marmut Merah Jambu, Hangout, dan lain-lain.
Kegiatan Raditya Dika saat ini adalah dia membangun channel Youtube yang ia buat dari tahun 2012 dan menjadi pelopor youtuber dan stand up comedy di Indonesia. Ia adalah seseorang yang mendapatkan subscriber 1 juta pertama di Indonesia dan saat ini ia memiliki jumlah subscriber 9,44 juta.
Bagaimana sih pengalaman saya selama menjadi content creator? Selama ini pengalaman saya belum terlalu banyak dan masih harus belajar lebih banyak lagi untuk menjadi seorang content creator yang baik dan benar. Saya pernah membuat video dan menguploadnya di Youtube karena sebagai tugas suatu mata kuliah saya agar mendapatkan nilai. Dan juga saya menulis artikel di Kompasiana juga sebagai tugas suatu mata kuliah juga dan alasannya pun sama dengan saat saya membuat video di Youtube. Kemudian saya pernah mengupload video di Tiktok untuk kesenangan pribadi saya karena saya sedikit menyukai game di ponsel saya, dan terbesit di benak saya untuk mengupload video tersebut namun penontonnya belum terlalu banyak tetapi saya tetap senang dengan kegiatan tersebut. Lalu saya juga terkadang suka mengambil foto yang saya suka dan kemudian saya upload di Instagram. Foto itupun saya edit sedikit agar terlihat bagus dan juga saya merasa senang karena foto saya ada yang melihat atau bahkan menyukai walaupun saya tidak tahu apa ada yang tidak suka dengan konten yang saya buat juga tidak apa-apa, semua orang berhak untuk menyukai dan tidak menyukainya.
Saya sebagai seseorang yang baru terjun ke dalam dunia perkontenan ini atau masih di bilang masih awam kalo dalam istilahnya, content creator masih banyak kekurangan yang harus di perbaiki, seperti harus mengetahui batas-batas apa saja yang harus di buat untuk konten seperti tidak perlu mengganggu privasi orang lain seperti bertengkar dengan content creator lain sampai mendalam karena itu akan membuat masyarakat risih melihatnya karena dianggap tidak profesional dalam melakukan pekerjaannya dan sang content creator akan di cap jelek oleh masyarakat. Kemudian tidak mengumbar aib sendiri di media sosial, seperti membanggakan diri sendiri karena itu akan membuatnya merasakan kesenangan pribadi, namun sebaliknya dengan seperti itu masyarakat kehilangan respect dengan apa yang dia perbuat sehingga timbulah cyber bullying yang akan membuat dia kehilangan panggung karena ulah dia sendiri. Itu lah beberapa kekurangan yang harus diperbaiki ketika seseorang menjadi content creator.
Sebagai seorang content creator harus mempunyai prinsip, yaitu dengan tidak akan merugikan orang lain, memberikan konten yang bermuatan positif dan tanpa adanya negatif, tidak mencampuri urusan orang lain, tidak melakukan plagiat dari content creator lainnya karena hal tersebut akan merugikan yang bersangkutan, dan tidak mengumbar privasi pribadi yang tidak penting sebagai konsumsi publik karena akan mempengaruhi image dan reputasi yang telah di jaga sekian lama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H