A. Pembahasan LQ
Hasil dari metode Location Quotient (LQ) menunjukkan bahwa beberapa komoditas memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif yang dapat menjadi basis pengembangan wilayah ini.
   Berdasarkan analisis LQ, komoditas jagung dan mangga memiliki nilai LQ > 1, yang menandakan keunggulan komparatif dibandingkan rata-rata provinsi.  sebagai komoditas utama menunjukkan bahwa Kabupaten Tapin memiliki potensi besar dalam mendukung ketahanan pangan, sementara mangga menjadi komoditas untuk mendukung ketahanan pangan dan diversifikasi pendapatan di sektor pertanian, tetapi juga membuka peluang ekspor dan pengembangan industri olahan, menjadikannya komoditas penting dalam agribisnis.
 Komoditas unggulan pada sektor Perkebunan ini adalah kelapa, karet dan kelapa sawit, yang memiliki nilai LQ cukup tinggi, terutama kelapa yang menunjukkan potensi sebagai komoditas ekspor.
2. Sektor Peternakan
   Pada sektor peternakan di Kabupaten Tapin, Itik memiliki potensi yang cukup besar sebagai komoditas unggulan. Analisis komoditas ini meliputi aspek produksi, permintaan pasar, potensi pengembangan, dan faktor pendukung serta kendala yang mungkin dihadapi dalam pengembangannya. Nilai LQ menunjukkan angka lebih besar dari 1, ini menunjukkan bahwa ayam petelur menjadi komoditas unggulan di Kabupaten Tapin. Shift-Share Analysis dapat menunjukkan pertumbuhan produksi yang didukung baik oleh efek industri (permintaan telur yang meningkat) maupun efek regional (kebijakan atau dukungan pemerintah daerah Tapin untuk peternakan ayam). Untuk itik, jika LQ menunjukkan angka lebih dari 1, ini berarti Tapin memiliki keunggulan spesialisasi dalam produk itik, yang mungkin diakibatkan oleh kondisi geografis dan permintaan pasar lokal.
3. Sektor Perikanan
   Pada sektor perikanan di Kabupaten Tapin, perikanan darat dan sawah memiliki potensi yang cukup besar sebagai komoditas unggulan. Hasil LQ menunjukkan nilai lebih dari 1 dan analisis SS menunjukkan pertumbuhan yang didorong oleh industry mix effect serta regional share effect positif, maka komoditas ini dianggap unggulan di Tapin. Apabila perikanan sawah juga menunjukkan LQ lebih dari 1, ini menandakan bahwa penggunaan sawah untuk perikanan memiliki potensi signifikan di Tapin. Pada sektor perikanan di Kabupaten Tapin, perikanan darat dan sawah memiliki potensi yang cukup besar sebagai komoditas unggulan. Hasil LQ menunjukkan nilai lebih dari 1 dan analisis SS menunjukkan pertumbuhan yang didorong oleh industry mix effect serta regional share effect positif, maka komoditas ini dianggap unggulan di Tapin. Apabila perikanan sawah juga menunjukkan LQ lebih dari 1, ini menandakan bahwa penggunaan sawah untuk perikanan memiliki potensi signifikan di Tapin
B. Pembahasan Shift Share
1. Sektor Pertanian
   National Growth Effect pada Shift-Share Analysis menunjukkan adanya pertumbuhan positif yang stabil pada sektor pertanian di Tapin, dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan regional. Pada komoditas pertanian Kabupaten Tapin tahun 2024, analisis ini membantu mengidentifikasi apakah pertumbuhan komoditas tertentu (misalnya jagung, jeruk siam dan cabai rawit) disebabkan oleh perkembangan ekonomi nasional, kekuatan industri sektor pertanian secara umum, atau keunggulan kompetitif spesifik yang dimiliki Kabupaten Tapin.
2. Sektor Perkebunan
   Kedua komoditas ini telah memberikan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tapin. Regional Competitive Effect dari Shift-Share Analysis juga menunjukkan bahwa komoditas aren, kakao, the dan tembakau lebih tertinggal di semua kecamatan di Kabupaten Tapin dibandingkan wilayah lain di Kalimantan Selatan.
3. Sektor Peternakan
   Nilai LQ menunjukkan angka lebih besar dari 1, ini menunjukkan bahwa itik menjadi komoditas unggulan di Kabupaten Tapin. Shift-Share Analysis dapat menunjukkan pertumbuhan produksi yang didukung baik oleh efek industri (permintaan telur yang meningkat) maupun efek regional (kebijakan atau dukungan pemerintah daerah Tapin untuk peternakan itik). Berdasarkan hasil LQ dan SS, itik berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai komoditas unggulan sektor peternakan di Kabupaten Tapin. Peningkatan investasi di sektor ini, pelatihan untuk peternak, serta pengembangan infrastruktur distribusi dapat memperkuat posisi Tapin sebagai pusat produksi komoditas unggulan. Ini tidak hanya akan meningkatkan pendapatan lokal tetapi juga memperkuat ketahanan pangan wilayah.
4. Sektor Perikanan
   Dari analisis di atas, perikanan darat tampaknya merupakan komoditas unggulan utama dengan daya saing tinggi dan pertumbuhan lebih cepat dibandingkan tren nasional. perikanan darat juga menunjukkan potensi meskipun kontribusi dari industri nasional tidak sebesar perikanan darat. Untuk menyusun hasil analisis Shift-Share (SS) khusus pada komoditas perikanan darat di Kabupaten Tapin pada tahun 2024, berikut adalah contoh komoditas perikanan darat yang potensial, seperti ikan patin, ikan lele, dan ikan nila. Hasil di bawah ini adalah contoh fiktif untuk memberikan gambaran analisis SS, yang seharusnya menggunakan data nyata produksi atau nilai ekonomi komoditas ini. Tingkatkan akses pasar, infrastruktur budidaya, dan pemasaran untuk mempertahankan daya saing ikan patin sebagai komoditas unggulan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H